Fakta Ini Berbicara, Omongan Emmy Soal Reklamasi Hanya Angin

- April 10, 2017
Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara
Mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara sepakat dengan reklamasi.

"Sebagai aktivis lingkungan, saya tidak keberatan dengan reklamasi," kata Emmy Hafild melalui video testimoni tentang Ahok yang diunggah kembali oleh sutradara film Joko Anwar, pada Ahas (9/4/2017).

Benarkah Greenpeace sebagai lembaga yang peduli lingkungan mengkhianati lingkungan?

Melalui pernyataan resminya, Greenpeace Indonesia menolak keras pernyataan Emmy Hafild.

“Reklamasi bukan solusi. Bahkan malah akan menimbulkan masalah baru. Salah satunya adalah peningkatan secara drastis kadar polusi air Teluk Jakarta, karena adanya 17 pulau buatan akan mengurangi secara signifikan kecepatan arus dan volume air Teluk Jakarta, sehingga kemampuan cuci alami air Teluk Jakarta terhadap berbagai polutan akan meningkat secara drastis pula. Selain itu reklamasi akan menyebabkan kerusakan ekologis di daerah asal pasir yang dipakai untuk pembentukan 17 pulau buatan tersebut”, tegas Leonard Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia melalui laman resminya.

Greenpeace Indonesia mencermati seluruh perdebatan intelektual, serta dampak sosial ekologis yang sudah dan akan terjadi terhadap masyarakat pesisir Teluk Jakarta. Menurut Leonard, dari seluruh argumen yang dikemukakan pihak pendukung reklamasi, tidak ada yang dapat meyakinkan bahwa reklamasi dapat menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan di Jakarta seperti penurunan (amblasnya) muka tanah, banjir rob, penghisapan air tanah secara masif, dan pencemaran kronis terhadap sungai-sungai di Jakarta, dan terhadap Teluk Jakarta itu sendiri.

Pembuatan pulau-pulau reklamasi, yang terutama ditujukan bagi hunian dan kegiatan bisnis kelas menengah atas, diperkirakan akan menyebabkan peminggiran total kepada masyarakat nelayan miskin Teluk Jakarta, dan secara masif akan memperlebar ketimpangan sosial ekonomi di Jakarta”, tandas Leonard.

Greenpeace Indonesia berpendapat bahwa berbagai persoalan lingkungan Jakarta di atas memerlukan solusi yang komprehensif, dari hulu ke hilir, dari perubahan kebijakan pemerintah yang signifikan sampai perubahan perilaku masyarakat terhadap lingkungannya secara radikal, dan melibatkan semua pemangku kepentingan. “Tidak mungkin semua persoalan tersebut diselesaikan hanya di Teluk Jakarta dengan kombinasi proyek reklamasi dan Giant Sea Wall”, tegas Leonard.

Pernyataan Emmy Hafild, kata dia, sama sekali tidak mewakili dan tidak sejalan dengan posisi Greenpeace Indonesia.

“Kami mendesak pemerintah untuk menghentikan kelanjutan proyek reklamasi Teluk Jakarta, dan juga reklamasi Teluk Benoa di Bali. Kami juga menolak upaya kriminalisasi terhadap para aktivis anti reklamasi, seperti yang terjadi di Teluk Benoa dalam beberapa hari terakhir ini, dan akan terus bersolidaritas dengan seluruh elemen masyarakat yang menolak reklamasi. Pemerintah harus berani bersikap dan menghentikan upaya privatisasi ruang pesisir,” pungkas Leonard. [Paramuda/BersamaDakwah]

Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search