Ratusan Napi Kabur Gara-Gara Dipersulit Sholat?

- Mei 08, 2017
Jawa Pos
Anggota Komisi III DPR RI, Habib Aboe Bakar Alhabsy menilai kaburnya narapidana karena kesulitan sholat merupakan persoalan serius. Dia mendorong Dirjen Pemasyarakatan (Kemenkumham) untuk turun tangan mengungkap apakah keterangan para napi yang kabur itu benar.

"Logikanya bisa masuk akal, jika kemudian mereka melarikan diri lantaran dipersulit untuk beribadah. Namun sekali lagi ini perlu dicek ulang," kata Aboe, Minggu (7/5).

Persoalan kebebasan beribadah merupakan faktor fundamental yang harus diberikan kepada napi. Pada sisi lain, katanya, keberadaan mereka di lapas adalah sebagai warga binaan, yang dalam peroses memperbaiki diri.

Seharusnya yang dilakukan adalah mengajak mereka untuk kembali mendekatkan diri dengan agama dan Tuhan. Bukan malah mempersulit mereka untuk beribadah. 

"Bila kesaksian para napi di depan polisi saat tertangkap ini benar, tentunya akan menjadi catatan penting dari Komisi III," ujarnya.

Selain itu, faktor lain adalah maraknya pungli. Hal ini seperti yang dikeluhkan para keluarga napi. Bahkan ada informasi sekali kunjungan mereka dikenakan biaya Rp 25 ribu, ada uang mingguan Rp 10 ribu, ada uang air, belum lagi kalau nitip makanan. Jika tidak ada uang, informasinya makanan akan dibuang. Belum lagi kalau ada yang sakit, perlu biaya lagi untuk memberikan obat kepada napi. Ada juga uang kamar, jika ingin enak bayar antara Rp 3-5 juta, kalau tak bayar bisa-bisa mereka tidur di WC. 

Informasi ini juga harus ditanggapi secara serius oleh Dirjen Pemasyarakatan, karena selama ini dia punya komitmen yang tinggi terhadap pemberantasan pungli. 

Sebagai mitra kerja, Komisi III selama ini selalu memberikan dukungan atas langkah pemberantasan pungli di lapas. 

"Khusus untuk kasus Rutan Sialang Bungkuk ini kami secara intens akan melakukan pengawasan, untuk memastikan bahwa langkah terbaik sudah diambil oleh Kemenkumham," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Diketahui kaburnya ratusan napi di Rutan Sialang Bungkuk Riau, salah satunya akibat dipersulitnya napi mendirikan sholat. Kalaupun ada kesempatan sholat, waktu yang diberikan sudah lewat dari jam sholat. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search