"Bak Air Satu Meter Itu Menyelamatkanku"

- Oktober 27, 2017
Tribunnews

Karyawan PT Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, bernama Fitri (18) kaget ketika melihat api muncul dari ruang pembuatan kembang api, Kamis (26/10) sekitar pukul 09.30. Bermula dari ruang berdinding seng itu, api berkobar seketika memenuhi halaman seluas 500 meter persegi. 

Tanpa pikir panjang, Fitri berlari ke sana-kemari mencari tempat berlindung. ”Saya tidak mungkin masuk ke dalam bangunan pabrik karena arah api dari luar dan seperti mengejar ke dalam,” kata Fitri sambil berbaring di ruang perawatan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) BUN, Kabupaten Tangerang.

Di bangunan pabrik menyerupai huruf U berukuran 65 meter x 40 meter tersebut terdapat halaman terbuka di tengahnya. Di samping pintu masuk di bagian depan terdapat gudang penyimpanan. kembang api. Dari gudang itulah diduga api berasal. 

"Kami tidak mungkin keluar melalui pintu depan karena terkunci dan terdapat kobaran api,” kata Fitri seperti dilansir harian Kompas, Jumat (27/10/2017).

Karyawan lainnya lari berhamburan tak tentu arah karena panik dan kebingungan. Karyawan di bagian dalam pabrik terkurung dan tidak bisa menyelamatkan diri. Karyawan di bagian inilah yang kemudian paling banyak menjadi korban.

Adapun Fitri berlari ke arah bak air-yang berfungsi untuk mencuci peralatan berupa tembok setinggi 1 meter, berukuran 1,5 meter x 1,5 meter--yang terdapat di sebelah kanan bangunan pabrik. ”Ada karyawan yang memberi tahu saya untuk segera masuk ke bak air,” ujarnya. "Saya langsung menceburkan diri ke sana," lanjut Fitri. 


Di dalam bak air, ada empat pekerja pabrik yang juga menyelamatkan diri. Salah satunya Fitria Dian (23). Perantau asal Kabupaten Ngawi, Jawa Tirnur, itu bekerja di bagian pengepakan kembang api sejak seminggu lalu bersama Fitri.

Baik Fitri, Dian, maupun tiga pekerja lain yang menceburkan diri ke bak air harus menyelam untuk menghindari api. Sesekali kepalanya keluar dari baik air untuk menghirup napas. Setelah lebih dari 30 menit di dalam bak air, ia pun beranjak dari bak air.

”Kalau di sini terus, kami tidak akan selamat,” tegas Fitri kepada rekan-rekannya. Ia mengambil inisiatif untuk memanjat dinding di atas hak air. Di dinding berlapis semen yang tidak dicat itu ada lubang kecil sebesar ibu jari kaki untuk landasan berpijak.

Di atas dinding, ada atap dari asbes. Setelah memanjat dinding setinggi 3 meter dan menjebol atap asbes, barulah Fitri menuruni tangga yang disediakan warga untuk memberikan pertolongan.

Tak ada luka bakar serius pada. tubuh Fitri, hanya satu luka kecil sepanjang 4 sentimeter di tangan kanannya. Namun, ia kesulitan bernapas karena terlalu banyak air terminum saat berada di dalam bak air.

Rosidah (51), pekerja pabrik yang juga ada di dalam bak air saat itu, mengaku tidak bisa memanjat dinding seperti kedua rekannya. Perempuan berperawakan besar itu berhasil keluar dari baik air setingg I meter setelah mendapat pertolongan anggota Brigade Mobil (Brimob).

Ihwal anggota Brimob yang berdatangan ke lokasi sebenarnya tidak direncanakan. Ada 100 anggota Brimob Polda Kalimantan Barat yang diperbantukan ke Polda Metro Jaya dan sementara diinapkan di sebuah ruang serbaguna tidak jauh dari lokasi kebakaran, sekitar 4 kilometer dari kantor Polsek Teluk Naga.

Saat kebakaran, anggota Brimob tersebut bersama warga ikut membantu korban dengan menjebol beberapa bagian tembok agar pekerja yang terkepung kobaran api bisa menyelamatkan diri.

Diketahui, sebanyak 47 jasad korban tewas insiden terbakarnya pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara TK.IR Said Sukanto, Jumat (27/10/2017).

Di bagian belakang rumah sakit itu sudah didirikan Posko Post Mortem Korban Kebakaran Gudang Mercon Tangerang. [BersamaDakwah]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search