Uni Eropa dan Arab Kecam AS Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

- Desember 07, 2017
The Guardian
Kecaman datang dari negara-negara Uni Eropa dan Arab atas pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Selain dari negara Muslim, protes juga datang dari sebagian besar negara di dunia. Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan peringatan keras. Keputusan AS dinilai untuk memindahkan Kedutaan Besarnya ke Yerusalem sebagai penghalang kesepakatan damai Israel-Palestina. Langkah ini hanya akan jadi batu penghalang besar selanjutnya yang mengancam. Sekutu AS di UE, Prancis menolak keputusan unilateral tersebut dan menyerukan perdamaian. Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan status Yerusalem telah menjadi perhatian besar masyarakat dunia. "Status Yerusalem menjadi jaminan keamanan internasional sehingga seluruh komunitas internasional sangat memperhatikannya," kata dia. Inggris dan Jerman pun protes dan menilai Yerusalem harus menjadi bagian dari Palestina juga. Status Yerusalem harus ditentukan berdasarkan solusi dua negara. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan tidak ada alternatif lain untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina selain solusi dua negara. Status final Yerusalem pun hanya bisa ditentukan melalui kesepakatan langsung. "Saya secara konsisten menolak segala keputusan unilateral yang memperburuk proses perdamaian Israel-Palestina,"kata Guterres dilansir di Reuters, Rabu (7/12) . Ia juga berjanji akan melakukan apa pun untuk mendukung kepemimpinan kedua pihak kembali pada negosiasi.




Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search