Kisah Nyata Hafidz 30 Juz yang Suka Sesama Jenis

- Februari 09, 2018
Huffpost
Suatu kali ada pemuda yang datang menangis ke pakar Neuropsikologi, Ihsan Gumilar Ph.D. Ihsan heran mengapa pemuda yang belum genap usia 30an tahun tersebut mengeluarkan airmata. 

Ihsan menceritakan kisah nyata itu ketika dirinya mengisi kajian perihal lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT) bersama dai Ustadz Adi Hidayat dalam kesempatan beberapa waktu lalu.

"Saya takut ibu dan bapak saya tahu," kata pemuda itu.

"Lho kenapa takut? Takut hafalannya berkurang?"

Pemuda tersebut memang berstatus sebagai penghafal Alquran 30 juz. Pemuda itu mengatakan "tidak" dan kemudian menangis lagi. Menangis yang sangat lama. 

Ihsan mafhum, seseorang yang datang ke psikolog tidak langsung bercerita. Ada yang hanya diam saja. Bahkan satu jam hanya diam saja. Lalu besoknya pasien akan balik lagi. Hal seperti itu wajar.

Airmata remaja tersebut mulai agak reda, lalu ia mau mulai bercerita tentang kegelisahan dan ketakutan yang dialaminya. 

"Saya mau tanya, ini ada yang salah nggak ya?"

"Lho, saya nggak tahu. Anda yang lebih tahu," kata Ihsan. 

"Saya itu, saya itu, keluarga saya adalah keluarga yang sangat islami. Semenjak kecil, saya dididik dengan nilai-nilai yang sangat islami. Sampai saya menjadi hafidz 30 juz."

"Lalu masalahnya apa?"

"Saya ada masalah, tapi saya bingung. Saya sebagai seorang hafidz mengerti ayat-ayat Alquran. Tapi saya itu suka...kalau lihat cowok," kata pemuda itu, berani mengungkapkan isi hatinya.

"Kok bisa? Bukannya di Alquran itu dilarang?"

"Iya, saya tahu di Alquran itu dilarang."

"Lalu, bagaimana bisa?"

Jadi suatu waktu, pemuda itu browsing kanal video YouTube. Entah bagaimana tiba-tiba muncul pop-up yang memunculkan tentang kehidupan pasangan sejenis. Pemuda itu kaget luar biasa. Namun sudah terlanjur ke-klik dan ia melihat itu. Mau tidak mau, laman yang ia buka muncul di halaman utama YouTube karena bagian dari riwayat laman. Dan tiap kali membuka YouTube ada godaan untuk membuka laman itu kembali. 

Ya, handphone, menurut Ihsa, menjadi pintu utama bagi anak untuk tahu kehidupan lain seperti orientasi seksual yang berbeda. Ketika seseorang kehilangan kontrol, maka setan akan gampang masuk menggoda sekalipun dia seorang hafidz Alquran. 


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search