"BIN Dapat Biaya Rp 5,6 Triliun, Ngapain Kerja Intel?"

- Mei 15, 2018
Tempo
Besarnya anggaran operasional intelijen untuk menjalankan kinerjanya, termasuk intelijen di badan Polri dan BIN dikritik Wakil Ketua DPR Fadli Zon.


"Di dalam Polri juga kan ada intelijen juga, ada biaya juga di dalam pemeliharaan keamanan, ketertiban dan sebagainya kan ada biaya. Kalau tidak salah biayanya itu sampai Rp 9,5 triliun. Intelijen kita juga biayanya, BIN itu kalau tidak salah Rp 5,6 triliun," ujar Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen,  Senayan,  Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Mereka bisa melakukan tindakan pencegahan aksi terorisme bisa dilakukan termasuk mencari tahu jaringan-jaringan teroris yang ada di Indonesia.


"Biaya-biayanya besar dong untuk melakukan satu tindakan-tindakan atau pencegahan dan mengumpulkan informasi, dan mereka juga tahu jaringan-jaringannya ada di mana," tambahnya.

Lembaga-lembaga tersebut, tegasnya, harus berjalan sesuai fungsinya untuk bisa mencegah adanya aksi teror yang akan terjadi. 

"Intel harus jalan juga dong, kalau enggak ngapain kerjanya intel. Itu misal ada laporan lagi merakit bom atau membeli dalam jumlah besar di apotek dan sebagainya nah itu diselidiki diam-diam. Nah, itu adalalah tugasnya intelijen," kata dia seperti dilansir Kumparan.



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search