Spanduk Larangan Pilih Pemimpin Kafir di Medan, PDIP: Nggak Laku

- Juni 07, 2018
Kumparan
"Larangan memilih/mengangkat kafir sebagai pemimpin lebih banyak dari larangan berzina, memakan daging babi dan meminum khamar/miras."

Demikian bunyi sebuah spanduk dengan latar belakang putih itu di halaman Masjid Al-Jihad di Jalan Abdullah Lubis, Medan.

Politikus PDIP Trimedya Pandjaitan mengatakan belum mengetahui keberadaan baliho berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tersebut. Namun pihaknya merasa tidak khawatir dengan keberadaan baliho yang mungkin bisa menggerus suara Djarot-Sihar itu.

"Soal-soal seperti ini mudah-mudahan nggak laku. Banyak faktor yang akan sulit minimal ingin mengulangi success story seperti DKI dengan menjual agama," ucap Trimedya.

Pihaknya akan mencari tahu keberadaan spanduk itu dan menempuh langkah hukum dengan melaporkannya ke polisi dan Bawaslu. "Kita akan laporkan ke KPU, Bawaslu dan kepolisian supaya diamankan," protes anggota DPR RI itu.


Hasil komunikasi dengan tokoh agama dan ulama, masyarakat Sumut tidak akan terpengaruh dengan imbauan berbau SARA di Pilgub, meski saat ini tingga 3 minggu lagi.

"Gua orang Medan, tahu persis karakter masyarakat Sumut yang tidak tergiring oleh isu SARA. Ini dari awal diinginkan tapi engak laku," ucapnya.

"Kita tetap mewaspadai, tapi kita agak sulit kalau mengulangi success story di DKI, apalagi faktor Mas Djarot dan Mas Ahok," pungkasnya seperti dilansir Kumparan.



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search