Mahasiswa BSI: LDK Berafiliasi dengan Parpol Tidak Terbukti

- Juli 23, 2018
Soal tudingan Lembaga Dakwah Kampus BSI berafiliasi dengan partai politik itu tidak terbukti sama sekali. Hal tersebut dikatakan oleh A (24), pegiat dakwah Badan Dakwah Rohani Islam (Badaris) BSI.

"Tidak ada bukti sama sekali selama saya bergabung di Badaris," kata mahasiswa semester akhir yang enggan disebut namanya di Jakarta, Senin (23/7/2018).

Alumnus yang pernah mengisi di Badaris sebagai pemateri, katanya, maupun aktivis dakwah kampus tidak pernah sama sekali menggunakan simbol-simbol kepartain.

"Saya sepakat bahwa salah jika ada yang melakukan politik praktis di kampus. Dan saya tidak pernah menemukan sama sekali di kampus BSI," imbuh A.

Justru A mempertanyakan, jika pihak kampus memang melarang ada simbol-simbol partai atau politikus sebuah parpol mengapa pihak kampus mengundang beberapa narasumber yang berlatar belakang parpol? "Contohnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang kita tahu ia adalah petinggi partai politik. Ia dalam seminar sering promosi cawapres," katanya.


Untuk saat ini, kata dia, beberapa kegiatan dilarang seperti kegiatan malam bina iman dan takwa dan kegiatan studi alam raya (syiar) juga dilarang, "Mabit awalnya dilarang. Setelah melakukan defensi, baru diperbolehkan. Tahun kemarin adalah terakhir kali kegiatan Syiar," ungkapnya.

Yang lucu, sambung A, adalah kegiatan mentoring. Semua pengurus Badaris diundang dan dikumpulkan di kampus (BSI) Dewi Sartika. Ada pembina yang handle, ketua cabang dan badan pengurus harian dikumpulkan.

"Ada wacana mentoring saat itu mentor akan dipilihkan pembina. Pembina akan memilih 24 mentor masing-masing 12 yakni untuk perempuan dan laki-laki. Walhasil itu hanya wacana saja. Sampai saat ini tidak ada kegiatan mentoring seperti yang dijanjikan dari pihak kampus," pungkasnya.






Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search