Sari Roti di Aksi 212 Sudah Diborong Dermawan Misterius, Namanya "Abdullah"

- Desember 06, 2016

Beberapa waktu lalu kita dikabarkan aksi heroik pada Aksi Damai 212 di Monumen Nasional Jakarta, Jumat (2/12/2016). Di mana para tukang roti menggratiskan dagangannya kepada para mujahid di sana. Lantas, siapakah sosok di balik 'roti gratis' tersebut?

Adalah Setiyardi yang memberikan beberapa informasi mengenai sosok misterius itu. Ia juga menyangkal bahwa kegiatan tersebut bukan kegiatan sosial (charity) dari produsen roti Sari Roti.

"Memang benar itu bukan kegiatan charity dari Sari Roti. Itu inisiatif seorang sahabat saya, sebut saja namanya "Abdullah", hamba Allah, yang ingin berbagi pada para mujahid 212," kata Setiyardi warga Jakarta yang membocorkannya lewat jejaring sosial hingga cepat tersebar di berbagai kalangan. 

Setiyardi mengisahkan bahwa sosok Abdullah itu mengumpulkan puluhan gerobak Sari Roti pada pagi hari.

"Jam 4 subuh dia kumpulkan puluhan gerobak Sari Roti, dan membayar dengan cash. Si Abdullah itu ikhlas, anonim, dan hingga kemarin tetap berharap itu dianggap memang aksi simpatik dari [pedagang] Sari Roti saja," kata dia. 





Untungnya,  kata dia, para pedagang keliling Sari Roti itu sangat antusias. Jam 4.30, usai adzan Subuh, para pedagang roti sudah stand by di Stasiun Gondangdia, menuju Monas. 

"Sayangnya salah satu gerobak, milik Rodi, tertabrak motor. Rantai gerobaknya putus. Betis Si Abang terluka cukup parah. Oleh "Abdullah" diberi uang untuk berobat," tutur Setiyardi.

Roti di gerobak tersebut lantas dipindahkan ke gerobak lainnya. Bang Rodi terpaksa dibonceng rekannya untuk membagikan roti secara langsung ke para mujahid.

Seperti diketahui, hari ini Sari Roti membuat pengumuman bahwa Rotinya tidak mau dikaitkan dengan Aksi Damai 212.

"Saya sungguh kecewa dengan pengumuman Sari Roti. Saya punya teman kuliah di UGM, Engelin Wijaya, yang sempat jadi Direktur Sari Roti se-Indonesia. Dia pernah bercerita bahwa Sari Roti itu menerapkan sistem "beli-putus", bukan konsinyasi kepada pengecernya," kata dia.

Lantas, Setiyardi pun mempertanyakan apa dasar Sari Roti bilang kegiatan bagi-bagi roti itu tanpa izin resmi.

"Mengapa begitu khawatir dikaitkan dengan aksi 212? Bukankah perusahaan Jepang memiliki etos Bushido, semangat membela keadilan?" ungkapnya. [Paramuda/BersamaDakwah]






Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search