Mesin Cetak Alquran "untuk Tunanetra" Satu-Satunya di Dunia Ada di Indonesia

- Desember 26, 2016
Apa yang dibanggakan dari Indonesia? Banyak. Salah satunya yaitu Indonesia mempunyai mesin cetak Alquran braille tertua. Hebatnya mesin ini adalah satu-satunya yang masih  berfungsi di dunia hingga sampai saat ini. 

Mesin cetak itu berasal dari Amerika Serikat. Mesin yang masih digunakan dan dimiliki Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG), di Jalan Pajajaran, Kota Bandung. Sejak awal memang dibuat terbatas dan disebar di setiap benua. Indonesia menjadi salah satu yang mendapatkannya di antara negara Asia lainnya.

Sayangnya bukan untuk tujuan komersil. Permintaan langsung Hellen Keller Internasional. Dibuat terbatas hanya sebanyak enam unit. Mesin ini satu-satunya yang masih berfungsi dengan baik, semenatra lima lainnya sudah rusak. Tak ada nama pasti dari mesin tersebut, hanya saja sering disebut Braille Press. Mesin bisa hidup dengan tenaga listrik 110 volt yang menggerakkan dinamo. 

Seperti dilansir dari Good News From Indonesia, mesin tersebut terhitung sudah tua, maka untuk menjaganya pengelola selalu menyediakan stamplet dan oli.Mesin itu dapat menghasilkan 300 lembar Alquran braille dalam waktu yang sangat singkat yakni satu jam. Dalam satu hari YPWG bisa mencetak hingga tiga set Alquran braille. Satu set Alquran ini berisi sekitar 2.000 halaman.Hasil tersebut diklaim lebih produktif daripada mesin modern dengan metode print out. 

Hasil cetak konvensional tersebut dinilai lebih baik dari hasil cetak modern. Braille Press tetap masih punya kelemahan, yakni prosesnya masih manual dan konvensional, maka butuh waktu lama menyusun naskah. Mesin cetak tersebut mulai masuk ke Indonesia pada 1952, di Jakarta. Akan tetapi, pada saat itu belum digunakan untuk keperluan mencetak Alquran. Baru pada 1960 mesin tersebut dikirim ke Bandung untuk mulai digunakan sebagai alat pencetak Alquran braille.

Yang normal pun bisa membaca Alquran braille dengan mudah dengan dilakukan dengan menghafal kode angka atau bentuk titik yang tercetak, untuk melambangkan suatu huruf atau tanda baca tertentu.

Untuk huruf hijaiyah pun sama saja. Huruf alif misalnya, dilambangkan dengan satu titik di sisi kiri paling atas dan bisa dikodekan dengan angka 1. Sementara,huruf ba dibentuk dari dua titik yang berada berjajaran di sisi kiri paling atas dan tengah, dengan kode angka 12. Demikian seterusnya. Dengan menghafal kode atau posisi dari masing-masing huruf pun, mereka yang normal bisa ikut melantunkan ayat-ayat suci dengan membaca Alquran braille. [Paramuda/BersamaDakwah]


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search