Pelecehan yang dilakukan terdakwa penistaan agama Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama kepada Ketua Umum MUI yang juga Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin dalam persidangan, Selasa (31/1) menjadikan situasi politik di Indonesia memanas. Di media daring nyaris memberitakan kasus ini. Bagaimana dengan media cetak?
Pagi ini, Kamis (2/2/2017) beberapa harian nasional memberitakan pula tentang perkara lacur yang dilakukan oleh Ahok. Dari yang berheadline menggelikan hingga santun menenangkan serta ada satu harian yang tak berheadline tentang kasus tersebut sama sekali.
Berikut media cetak dengan headline tentang kasus Ahok dan tak berheadline kasus Ahok:
1. Rakyat Merdeka dengan Headline "Ahok..Huk..Huk Minta Ampun.."
Judul ini lumayan menggelitik. Harian ini menulis berita Ahok yang mengancam akan melaporkan Ketua Umum MUI yang juga Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin ke polisi, membuat keluarga besar NU marah. Aa Gym dan banyak politisi juga tak terima Ahok bertindak seperti itu ke Kiai Ma'ruf. Suasana mereda saat Ahok meminta maaf.
2. Media Indonesia dengan Headline "SBY Akui Telepon Ma'ruf"
Koran satu grup dengan MetroTV ini menulis berita SBY menyesalkan kemungkinan adanya penyadapan pembicaraan telepon dirinya dengan Ma'ruf.
3. Koran Sindo dengan Headline "SBY Ingin Blak-blakan dengan Jokowi"
4. Harian Republika dengan Headline "KH Ma'ruf Amin: Umat Tenang"
Koran yang kuat dengan muatan Islam ini, berheadline adem. Dituliskan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengimbau Umat Islam tidak terprovokasi. Hal itu disampaikan Kiai Ma'ruf di tengah kemarahan sebagian umat Islam perihal tudingan yang disampaikan terdakwa penistaan agama Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama kepada Ma'ruf dalam persidangan, Selasa (31/1).
5. Indopos dengan Headline "Blunder Sidang Ahok"
6. Kompas tak memberitakan, tepatnya Headlinenya bukan tentang kasus Ahok yang melecehkan KH Ma'ruf Amin. Kompas hanya berheadline "Negara Harus Jamin Hak Pilih Warga".
Tentang negara yang harus menjamin hak semua warga negara untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 2017 pada 15 Februari mendatang.
Itulah enam headline koran pagi. Menyisakan pertanyaan; kenapa Kompas tak beritakan di halaman utama kasus Ahok lecehkan ulama? [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon