Para Duta Kemanusiaan ini menyalurkan bantuan yang telah terkumpul dari penggalangan donasi melalui konser-konser kemanusiaan bertajuk Palestina selama hampir 5 tahun dengan dipromotori oleh Qupro Indonesia. Dengan donasi sebesar USD 250,000, SPM membelikan bahan-bahan makanan (sembako), selimut, Kasur, bantal, pemanas dan arang.
Pembina SPM Amrozi M Rais mengisahkan, sebelum para Duta Kemanusiaan berangkat ke Turki, di awali dengan berangkatnya 5 orang sebagai tim advance pada Ahad (17/12/2017), untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama para Duta Kemanusiaan menjalankan misinya.
“Tugas tim advance adalah mempersiapkan penginapan, transportasi, acara dan penjemputan,” kata Amrozi, saat konferensi pers di RM Al-Jazeera, Jakarta Timur, Rabu (3/1/2018).
Amrozi menjelaskan, SPM tidak sendiri dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ini. Pihaknya bekerjasama dengan LSM setempat yaitu Hayat Yolu, selama menyalurkan bantuan tersebut.
“Pada 18 Desember kami diajak oleh LSM rekanan kami, Hayat Yolu, ke sekolah penghafal Al-Quran khusus pengungsi Palestina, bernama Iqro, Istanbul bagian barat laut. Sekolah ini menampung anak-anak Palestina korban perang tahun 2008-2009, 2013 dan 2014. Jumlah siswa-siswinya mencapai 185 orang,” tutur Amrozi.
Di Iqro ini, Opick dan Melly Goeslaw sempat menghibur dengan lagu-lagu religi di depan anak-anak pengungsi Palestina, saat pembagian hadiah bagi siswa-siswi yang paling banyak hafalannya dan berprestasi.
Keesokan harinya, lanjut Amrozi, Duta Kemanusiaan diajak ke tempat pengungsian Palestina yang berada di perbatasan Suriah-Turki, tepatnya di daerah Killis. Menurut Amrozi, kehadiran penyanyi religi Opick sangat membantu sekali khususnya pada salah satu kesempatan yang dimana ada kejadian yang menarik terkait kehadiran Opick.
“Ada pengalaman menarik saat kami ke kamp ini. Pihak Hayat Yolu sudah berkali-kali menelepon LSM yang mengontrol dan memantau kamp pengungsi Suriah dan Palestina di Turki, bernama AFAD. Namun tidak direspons. Tapi ketika SPM dan Mas Opick datang langsung ke AFAD, tanpa banyak kata, mereka mengizinkan kami masuk ke kamp pengungsi. Bahkan direktur AFAD yang menerima delegasi SPM secara langsung. Ini bukti bahwa seorang Opick sangat berkah dalam penyaluran dana ini,” ujar Amrozi.
Selama di Killis, para Duta Kemanusiaan membagika sembako kepada orang tua dan anak-anak pengungsi Palestina yang disaksikan langsung oleh otoritas kamp Palestina.
Sore harinya, para Duta Kemanusiaan ini mendatangi rumah-rumah tak layak huni yang ditempati pengungsi Palestina di daerah Gaziantep, selatan Turki. Di daerah ini, tim membagikan sembako, selimut, kasur, bantal, pemanas dan arang. Warga Palestina di sini rata-rata adalah korban kekejaman rezim Bashar Asad. Rumah mereka hancur karena terkena bom.
Menurut catatan TV Aljazeera jumlah pengungsi Palestina di Suriah berjumlah 446.925 jiwa, mereka tinggal di kamp-kamp pengungsi Yarmuk, Damaskus, Idlib, Aleppo dan daerah-daerah Suriah lainnya. Yang sekarang ini, daerah-daerah tersebut menjadi daerah target sasaran militer Bashar Asad.
“Sehingga mereka harus kabur menyelamatkan diri, anak dan harta dari kekejaman militer Asad dan lari ke perbatasan-perbatasan Turki. Menurut catatan Hayat Yolu, jumlah pengungsi Palestina yang tinggal di Killis dan Gaziantep berjumlah sekitar 120.000 jiwa,” tambah Amrozi.
Lebih jauh Amrozi mengemukakan, sesuai jadwal pihaknya akan berangkat ke Beirut, Lebanon untuk melanjutkan misi Duta Kemanusiaan berikutnya. Namun info yang didapatkan dari Hayat Yolu, hingga 20 Desember 2017 via yang diajukan belum juga mendapatkan respons dari pihak otorita Beirut.
“Padahal sudah dua kali, pihak Hayat Yolu, mengajukan permohonan visa ini ke Pemerintah Lebanon. Pengurusan visa ini tergolong lama, karena satu bulan kami sudah mengajukan dan dalam proses. Info yang kami dapat dari pihak Hayat Yolu, bahwa alasan mereka menolak pengajuan paspor kami adalah jumlah duta kemanusiaan yang terlalu besar dan dari sisi keamanan. Karena Beirut dan kota-kota besar lainnya di Lebanon, dalam kendali Hizbullah. Lobi demi lobi kami usahakan, namun berujung kegagalan. Termasuk kami melobi KBRI di Beirut, itupun gagal,” ungkap Amrozi.
Dari hasil musyawarah, Amrozi mengungkapkan, pihaknya akan mengganti kegagalan kunjungannya ke Beirut, dengan membelikan 2 unit mobil ambulans. Rencananya, penyaluran mobil ambulans ini akan dilakukan pada Maret 2018 mendatang.
“Menurut rencana di Lebanon, kami akan mendatangi kamp pengungsi Sabra Shatila, Aen Helwa dan Lebanon Selatan. Jumlah pengungsi Palestina di Lebanon mencapai angka 411.005 jiwa (TV Aljazeera). Tapi walau tim tidak bisa membersamai bantuan secara langsung yang nanti akan dibagikan ke pengungsi di Beirut, pihak Hayat Yolu meyakinkan bahwa sisa bantuan itu akan disalurkan langsung ke Beirut, Gaza dan kota Al-Quds melalui tim mereka. Dan rencananya, pada akhir Januari mendatang pihak Hayat Yolu, akan datang dan memberikan laporan detail penyaluran. Baik yang ada di Lebanon, Gaza dan kota al-Quds kepada SPM,” papar Amrozi.
SPM, masih kata Amrozi, menyampaikan banyak terimakasih kepada rakyat Indonesia yang telah mempercayakan SPM untuk menyalurkan infaknya kepada rakyat Palestina. Selain itu, juga kepada para Duta Kemanusiaan dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyaluran.
“Juga kepada mas Opick, teh Melly, TDA, Zakat Sukses, SSC, JSIT Indonesia dan seluruh donatur yang mempercayakan kepada kami sebagai Lembaga penyalur dana kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada Qupro Indonesia yang selama ini mendampingi kami dalam hal-hal tehnis dan supporting di lapangan. Juga kepada media massa, baik cetak, online dan elektronik yang selama ini meliput kegiatan kami di pengungsian dan tanah air. Sekali lagi, atas nama SPM, kami ucapkan terima kasih dan salam hormat dari rakyat Palestina untuk saudara tuanya, bangsa Indonesia,” pungkas Amrozi.
Advertisement
EmoticonEmoticon