Pengaduan istri Siyono atas ketidakadilan yang diterima suaminya membuat Busyro Muqodas berkaca-kaca. Beberapa kali, Ketua PP Muhammadiyah itu juga sempat kehilangan kata-kata.
Suratmi bersama beberapa anggota keluarga tiba di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro Yogyakarta sekitar pukul 09.20 WIB. Suratmi mengaku ia diintimidasi aparat untuk menandatangani surat agar tidak mebawa kasus ini ke jalur hukum.
“Saat di Jakarta saya sempat diminta menandatangani surat, tidak membawa kasus ini ke hukum, tidak meminta otopsi dan diminta mengikhlaskan. Ada lima poin seingat saya, Tapi saya tidak mau tanda tangan,” tuturnya.
Suratmi juga menyerahkan uang damai dari Densus 88 Mabes Polri yang hingga kini masih terbungkus rapi, untuk dihitung bersama-sama di depan publik.
Menurut Busyro, sikap Suratmi mengembalikan dua gepok uang itu merontokkan logika ‘uang adalah segalanya’.
“Uang (yang diterima Suratmi) meresahkannya. Kalau dia butuh uang, apalagi sudah ditinggal suami, pasti akan digunakannya. Tapi beliau punya harga diri, dan kami apresiasi,” tegas Busyro.
Lebih lanjut, Busyro mengatakan, keluarga besar PP Muhammadiyah berempati terhadap apa yang menimpa keluarga Siyono dan menyesalkan kejadian itu. Oleh karena itu, Muhammadiyah akan mendampingi keluarga Siyono ke jalur hukum.
“Kami berempati dan menyesalkan. Sudah menjadi komitmen dan tugas PP Muhamadiyah untuk melakukan pendampingan terhadap korban pelanggaran HAM. Kita akan menyanggupinya memberikan pendampingan,” tegasnya. [Ibnu K/Bersamadakwah]
Suratmi bersama beberapa anggota keluarga tiba di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro Yogyakarta sekitar pukul 09.20 WIB. Suratmi mengaku ia diintimidasi aparat untuk menandatangani surat agar tidak mebawa kasus ini ke jalur hukum.
“Saat di Jakarta saya sempat diminta menandatangani surat, tidak membawa kasus ini ke hukum, tidak meminta otopsi dan diminta mengikhlaskan. Ada lima poin seingat saya, Tapi saya tidak mau tanda tangan,” tuturnya.
Suratmi juga menyerahkan uang damai dari Densus 88 Mabes Polri yang hingga kini masih terbungkus rapi, untuk dihitung bersama-sama di depan publik.
Menurut Busyro, sikap Suratmi mengembalikan dua gepok uang itu merontokkan logika ‘uang adalah segalanya’.
“Uang (yang diterima Suratmi) meresahkannya. Kalau dia butuh uang, apalagi sudah ditinggal suami, pasti akan digunakannya. Tapi beliau punya harga diri, dan kami apresiasi,” tegas Busyro.
Lebih lanjut, Busyro mengatakan, keluarga besar PP Muhammadiyah berempati terhadap apa yang menimpa keluarga Siyono dan menyesalkan kejadian itu. Oleh karena itu, Muhammadiyah akan mendampingi keluarga Siyono ke jalur hukum.
“Kami berempati dan menyesalkan. Sudah menjadi komitmen dan tugas PP Muhamadiyah untuk melakukan pendampingan terhadap korban pelanggaran HAM. Kita akan menyanggupinya memberikan pendampingan,” tegasnya. [Ibnu K/Bersamadakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon