Perempuan itu masih mengenakan mukena putih ketika menerima tamu yang bertakziah. Air matanya tak henti meleleh. Tamu silih berganti mendatangi rumah duka di Perumahan Asri Katon, Kabupaten Malang, Minggu (18/12).
Perempuan itu Agus Purwati. Ia adalah istri Pembantu Letnan Satu Suyata, salah seorang awak pesawat Hercules yang jatuh di Papua.
Tak henti menyeka air mata, ia mengaku ikhlas dengan musibah tersebut, "Saya ikhlas, saya terima musibah ini," kata Purwanti seperti dilansir BBC.
Dwi Wardana, Adik ipar Suyata menilai bahwa kakak iparnya sempat menelepon istrinya pada Ahad (18/12) dini hari, sebelum pesawat dengan nomor penerbangan A-1334 itu lepas landas dari Timika.
Kata Dwi, Suyata memberikan pesan indah agar istrinya segera menunaikan qiyamulul lail, tahajud.
Salat tahajud itu ternyata yang terakhir bagi mendiang Suyata. Pada Minggu (18/12) pagi,
"Kami Insya Allah ikhlas, sudah tahu risiko pekerjaan yang dialami seorang anggota TNI Angkatan Udara," kata Dwi.
Rumah Peltu Suyata dan Pembantu Letnan Dua (Pelda) Agung Sugihantono berdekatan. Jaraknya hanya lima langkah.
Menurut Tri, tetangga Pelda Agung, istri Pelda Agung Linda Lidia sejak dua pekan lalu sedang tidak sehat. Sakit typhus. Sedang berobat jalan. Tri bercerita, Linda langsung mendatangi rumahnya saat mendengar kabar pesawat Hercules yang ditumpangi suaminya jatuh.
Tri ketika itu tak banya menjawab, hanya memberi tahu belum mendapat kabar dari suaminya yang juga anggota TNI AU.
"Saya hanya meminta sabar dan merawat anaknya yang masih SD dan SMP. Linda cerita, terakhir kontak melalui pesan pendek yang mengatakan jika tak bisa dihubungi berarti dirinya telah berada di pesawat," ujar Tri seperti dilansir Viva. [Paramuda/BersamaDakwah]
Perempuan itu Agus Purwati. Ia adalah istri Pembantu Letnan Satu Suyata, salah seorang awak pesawat Hercules yang jatuh di Papua.
Tak henti menyeka air mata, ia mengaku ikhlas dengan musibah tersebut, "Saya ikhlas, saya terima musibah ini," kata Purwanti seperti dilansir BBC.
Dwi Wardana, Adik ipar Suyata menilai bahwa kakak iparnya sempat menelepon istrinya pada Ahad (18/12) dini hari, sebelum pesawat dengan nomor penerbangan A-1334 itu lepas landas dari Timika.
Kata Dwi, Suyata memberikan pesan indah agar istrinya segera menunaikan qiyamulul lail, tahajud.
Salat tahajud itu ternyata yang terakhir bagi mendiang Suyata. Pada Minggu (18/12) pagi,
"Kami Insya Allah ikhlas, sudah tahu risiko pekerjaan yang dialami seorang anggota TNI Angkatan Udara," kata Dwi.
Rumah Peltu Suyata dan Pembantu Letnan Dua (Pelda) Agung Sugihantono berdekatan. Jaraknya hanya lima langkah.
Menurut Tri, tetangga Pelda Agung, istri Pelda Agung Linda Lidia sejak dua pekan lalu sedang tidak sehat. Sakit typhus. Sedang berobat jalan. Tri bercerita, Linda langsung mendatangi rumahnya saat mendengar kabar pesawat Hercules yang ditumpangi suaminya jatuh.
Tri ketika itu tak banya menjawab, hanya memberi tahu belum mendapat kabar dari suaminya yang juga anggota TNI AU.
"Saya hanya meminta sabar dan merawat anaknya yang masih SD dan SMP. Linda cerita, terakhir kontak melalui pesan pendek yang mengatakan jika tak bisa dihubungi berarti dirinya telah berada di pesawat," ujar Tri seperti dilansir Viva. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon