Penulis seharusnya mampu memberikan pencerahan melalui buah karyanya. Sebab, tiap tulisan akan memberikan pengaruh pada yang membacanya. Sekalipun melalui tulisan di jejaring sosial. Sayangnya hal tersebut tidak dilakukan oleh AS Laksana.
Penulis buku fiksi dan non-fiksi itu menuliskan kalimat yang sangat disayangkan. AS Laksana mengatakan dungu yang ditujukan kepada guru sekolah menengah pertama Muhammadiyah 1 Purbalingga.
"Ini salah satu bentuk kedunguan itu, dilakukan oleh guru SMP Muhammadiyah 1 Purbalingga yang membuat soal ujian semacam ini," kata AS Laksana, Selasa (13/12/2016).
AS Laksana mengomentari sebuah kertas ujian dengan pertanyaan sebagai berikut:
Siapakah nama calon gubernur Jakarta yang melecehkan Al-Qur'an saat ini?
A. Paijo B. Ahik C. Ken Ahok D. Basuki (Ahok)
Menurut berita, kata AS Laksana, guru tersebut sudah meminta maaf melalui surat pernyataan bermeterai, setelah soal ujiannya tersebar luas melalui media sosial. Guru itu mengaku membuat soal tersebut karena dikejar deadline dengan kondisi kelelahan dan kurang fokus
"Tentu saja hukumannya terlalu ringan untuk sebuah tindakan dungu. Mestinya ia disetrap berdiri di tengah lapangan dan harus mengucapkan permintaan maaf sehari, atau seminggu, penuh kepada murid-muridnya karena telah menjejalkan tahi di kepala mereka," kata AS Laksana.
Tetapi tindakan menjijikkan itu, kata dia, dan juga berbagai bentuk kedunguan lainnya seperti rasisme, hujatan, sweeping, menjamurnya media-media penyebar hoax dan kebencian, teror, bom bunuh diri, dan lain-lain—semuanya hanya buntut dari wabah Rizieqisme (mengarah ke Habieb Rizieq.red).
"Dan buntut itu bisa panjang sekali, masuk ke sekolah-sekolah, menyusup di buku-buku pelajaran dan soal-soal ujian, dan membuat otak pengidapnya melorot ke dengkul," ujar penulis buku Creative Writing. [Paramuda/BersamaDakwah]
Penulis buku fiksi dan non-fiksi itu menuliskan kalimat yang sangat disayangkan. AS Laksana mengatakan dungu yang ditujukan kepada guru sekolah menengah pertama Muhammadiyah 1 Purbalingga.
"Ini salah satu bentuk kedunguan itu, dilakukan oleh guru SMP Muhammadiyah 1 Purbalingga yang membuat soal ujian semacam ini," kata AS Laksana, Selasa (13/12/2016).
AS Laksana mengomentari sebuah kertas ujian dengan pertanyaan sebagai berikut:
Siapakah nama calon gubernur Jakarta yang melecehkan Al-Qur'an saat ini?
A. Paijo B. Ahik C. Ken Ahok D. Basuki (Ahok)
Menurut berita, kata AS Laksana, guru tersebut sudah meminta maaf melalui surat pernyataan bermeterai, setelah soal ujiannya tersebar luas melalui media sosial. Guru itu mengaku membuat soal tersebut karena dikejar deadline dengan kondisi kelelahan dan kurang fokus
"Tentu saja hukumannya terlalu ringan untuk sebuah tindakan dungu. Mestinya ia disetrap berdiri di tengah lapangan dan harus mengucapkan permintaan maaf sehari, atau seminggu, penuh kepada murid-muridnya karena telah menjejalkan tahi di kepala mereka," kata AS Laksana.
Tetapi tindakan menjijikkan itu, kata dia, dan juga berbagai bentuk kedunguan lainnya seperti rasisme, hujatan, sweeping, menjamurnya media-media penyebar hoax dan kebencian, teror, bom bunuh diri, dan lain-lain—semuanya hanya buntut dari wabah Rizieqisme (mengarah ke Habieb Rizieq.red).
"Dan buntut itu bisa panjang sekali, masuk ke sekolah-sekolah, menyusup di buku-buku pelajaran dan soal-soal ujian, dan membuat otak pengidapnya melorot ke dengkul," ujar penulis buku Creative Writing. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon