Dalam sebuah hadist Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda sebagai berikut
Yang menjadi perhatian dalam surat Al Kafirun diatas adalah bagaimana umat Muslim tidak ada toleransi dalam masalah aqidah dengan umat nonmuslim
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini penjelasan lebih detil yang disampaikan KH Farid Dhofir Lc, Msi dalam Pengajian di Masjid Faqih Usman Universitas Muhammadiyah Gresik, 15 Januari 2017 berupa rekaman youtube selama 1 jam 5 menit :
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).”
Hadist ini menjadi landasan bagi setiap muslim mencontoh Rosulullah ketika bersikap, baik terhadap sesama muslim maupun yang non muslim, bahkan kepada alam baik tumbuhan, hewan dan lain sebagainya.
Seperti diketahui Rosulullah bergaul dengan semua kalangan dengan menggunakan etika dan aturan yang mulia
Dalam tinjauan fiqih Islam, ideologi negara ada dua macam, antara lain negara yang berideologi Islam (daulah islamiyah) dan negara tidak berideologi Islam (negara non muslim), masing masing memiliki warga negara sendiri, baik penduduk beragama Islam maupun bukan Islam.
Warga negara non muslim dalam daulah islamiyah terkenal dengan sebutan kafir dzimmi yaitu seseorang yang mengakui negara tertentu kemudian taat kepada aturannya, haknya dijaga dan dijamin sama oleh negara hanya agamanya beda
Hubungan antara kaum muslim dengan kafir dzimmi dalam negara Islam dijamin oleh negara, sebagaimana Rosulullah pernah bersabda :
Sedangkan di dalam negara nonmuslim yang tidak ada hubungan bilateral dengan negara muslim, maka warga non muslim disebut kafir harbi .
Sementara itu di negara Indonesia bukan termasuk keduanya sehingga memiliki konsekuensi adanya interaksi menerapkan adab dengan nonmuslim yang terbatas. Disini bisa menerapkan adab hubungan dengan nonmuslim tetapi terbatas.
Artinya:
1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku
Seperti diketahui Rosulullah bergaul dengan semua kalangan dengan menggunakan etika dan aturan yang mulia
Dalam tinjauan fiqih Islam, ideologi negara ada dua macam, antara lain negara yang berideologi Islam (daulah islamiyah) dan negara tidak berideologi Islam (negara non muslim), masing masing memiliki warga negara sendiri, baik penduduk beragama Islam maupun bukan Islam.
Warga negara non muslim dalam daulah islamiyah terkenal dengan sebutan kafir dzimmi yaitu seseorang yang mengakui negara tertentu kemudian taat kepada aturannya, haknya dijaga dan dijamin sama oleh negara hanya agamanya beda
Hubungan antara kaum muslim dengan kafir dzimmi dalam negara Islam dijamin oleh negara, sebagaimana Rosulullah pernah bersabda :
"Kalau ada orang yang menyakiti dzimmi, sama dengan menyakiti aku"
Sedangkan di dalam negara nonmuslim yang tidak ada hubungan bilateral dengan negara muslim, maka warga non muslim disebut kafir harbi .
Sementara itu di negara Indonesia bukan termasuk keduanya sehingga memiliki konsekuensi adanya interaksi menerapkan adab dengan nonmuslim yang terbatas. Disini bisa menerapkan adab hubungan dengan nonmuslim tetapi terbatas.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾
Artinya:
1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini penjelasan lebih detil yang disampaikan KH Farid Dhofir Lc, Msi dalam Pengajian di Masjid Faqih Usman Universitas Muhammadiyah Gresik, 15 Januari 2017 berupa rekaman youtube selama 1 jam 5 menit :
Advertisement
EmoticonEmoticon