Bagaimana Mendisiplinkan Anak? Beginilah Caranya

- Januari 30, 2017

DISIPLIN berasal dari kata diciplinare (Inggris) yang artinya "mengajarkan atau menginstruksikan".

Artinya : metode sistematik dalam mengajarkan dan mengasuh/membesarkan anak untuk menjadi individu yang kompeten dan mampu mengendalikan diri dan mengarahkan dirinya sendiri, serta tetap mampu berempati dan memperhatikan kepentingan orang lain.

Siapa yg harus mendisiplinkan anak? Orang tua dan keluarga

Kapan anak mulai belajar disiplin? Sedini mungkin

Bagaimana mendisiplinkan anak secara efektif ?

Disiplin yang efektif BUKAN menggunakan cara yg kejam, atau tanpa kasih sayang, apalagi dengan berbagai hukuman dari orang tua ke anak sehingga anak menjadi ketakutan dan mengikuti instruksi orang tua hanya karena alasan takut.

Disiplin yang efektif merupakan kombinasi antara pola asuh yang tepat dan konsisten, dengan kasih sayang yang tulus serta pengertian dan empati orang tua terhadap kondisi anaknya.

Kasih sayang yang tulus (unconditional love) berarti menerima dan mencintai anak demikian adanya, dan bukan mencintai anak karena apa yang dimiliki oleh sang anak. Selain itu, berarti juga orang tua tidak ragu untuk mengkoreksi anaknya jika anak mulai "keluar dari jalur yang benar"

Dibutuhkan SELURUH komponen di bawah ini agar disiplin menjadi efektif :

1. Lingkungan di mana terdapat hubungan orgtua-anak yang positif dan suportif (saling mendukung)

2. Lingkungan di mana terdapat rasa aman, selamat dan  stabil (security, safety, stability) dan lingkungan di mana terdapat aturan yang pantas dan tepat di rumah

3. Strategi mengajar yang sistematik dan menguatkan sikap serta perilaku baik yang diinginkan

4. Strategi untuk mengurangi dan mengeliminasi sikap serta perilaku yang tidak diinginkan

5. KONSISTENSI merupakan KUNCI UTAMA  disiplin yang efektif. Disiplin yang tadak konsisten membuat anak bingung, tidak aman dan tidak nyaman. Anak lebih mudah mematuhi aturan yang ditetapkan jika ortu konsisten terhadap aturan yang telah disepakati sebelumnya. Orang tua yang konsisten tidak akan jadi inkonsisten hanya karena 'tekanan' dari sang anak.

Mengapa PENTING membangun hubungan sosial emosi dan ikatan kasih sayang yang baik antara orang tua dan anak dalam rangka kita mengasuh dan menegakkan kedisiplinan pada anak?

Membangun hubungan baik antara orang tua dengan anak membutuhkan waktu dan upaya yang seksama. Namun hal ini SANGAT PENTING dilakukan karena akan menjadi sangat bermakna kelak dalam kelangsungan hubungan orang tua dan anak di sepanjang hidupnya.


Ujian terberat adalah pada saat-saat dimana orang tua dan anak menghadapi masa masa stres dan krisis. Hubungan tersebut bisa jadi "melemah" dengan sejalannya usia anak yang meningkat remaja/dewasa muda dimana biasanya mereka merasa  perlu mengaktualisasikan identitasnya dan merasa ingin "bebas" dari aturan orang tua sekalipun mngkn mereka belum terlalu mampu untuk mandiri sepenuhnya. Namun demikian, jika hubungan ortu dan anak sudah kuat, maka anak akan mampu tumbuh dan mengembangkan kemampuan sosial emosinya dengan tepat dalam kehidupannya sebagai individu dewasa kelak.

KAPAN  orang tua perlu mulai membina hubungan baik dengan anak ?  SEDINI MUNGKIN

Semakin besar usia anak saat kita memulai hubungan sosial emosi dengannya, tentu semakin besar pula tantangannya. Namun,  TIDAK ADA KATA TERLAMBAT ! Selama orang tua berupaya keras dan tulus  serta sabar untuk menggapai hati sang anak, maka selalu ada harapan dan peluang untuk terbina hubungan baik antara orang tua dan anak.

Sumber referensi :
Living with Dicipline Issues by DR Parvathy Pathy, Fiona Tan, Shyon Loo

Salam semangat,


Dr. Tian


Keterangan foto : Gresik
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search