Catatan Emak Kocak Tentang Ahok, Prisia, Uus, Versus Ahmad Dhani

- Januari 24, 2017
Empat nama di atas memang sangat fenomenal dan cetar membahana seantero Nusantara. Hal itu yang membuat ibu rumah tangga yang dikenal Emak Kocak, Sri Suharni.

"Foto-foto pribadi Prisia diumbar. Uus dipecat dari program andalan yang live. Sungguh sebuah harga yang mahal, dari sebuah cuitan yang nampak cuma selintas pikiran atau bahkan sekedar gurauan," begitu kata Sri.

Berikut catatan kocak secara lengkap:

---

Fenomena Ahok ternyata luar biasa yah, diluar dugaan jadi melebar dan mengurai panjang, memicu beberapa peristiwa terjadi yang menggoreskan cerita baru dalam sejarah bangsa ini. Betapa tidak, dimulai dengan rekaman pidato di Kepulauan Seribu, terkuaklah wajah lain orang nomor satu DKI itu.

Ungkapan penistaan Ahok terhadap Al Quran ini adalah sebuah puncak perang dingin, geliat kegeraman yang kian menggelepar. Video Bun Yani adalah trigger, pemicu tersulutnya gairah umat Islam dinegeri yang kini nyaris mati. Terlena dan terpedaya mengejar kebutuhan perut yang menuntut hak nya untuk di isi. Adakah yang mampu memprediksi aksi 411 dan 212 bisa sefenomenal sekarang ini???

Ahok mungkin sama terkejutnya dengan kita. Omongan selintas yang menurutnya ungkapan biasa, karena mungkin aja rem dan daya olah otaknya untuk meng-caunter isi kepala ama lisan udah sedemikian blongnya. Tau-tau yang kepikiran dibatok kepala, meluncur begitu aja menjadi produk lisan yang memiliki suara. Bego nya lagi, pake acara lupa ada yang ngerekam aktivitas dia. Tambah era globalisasi informasi plus mudahnya dapetin pulsa kuota, bikin ntu rekaman bisa langsung kesebar tanpa bisa dikendalikan dalam sekejap mata. Ngomong belom mingkem, udah kedengeranlah seantero nusantara bahkan dunia.

Aksi 212 yang tak terlupakan itu, ternyata ehh ternyata berbuntut panjang, gaes. Contoh konkret yang bikin geram ampe keubun-ubun keselnya adalah kriminalisasi ulama, gerakan anti Arab, ampe anti ormas Islam. Gila kan ??!!!😑😑😑

Kalo dulu, saya sesekali nangkep omongan komedian, atau presenter nyindir-nyindir bahkan berkelakar yang melecehkan ulama, paling cuman bisa bikin saya ngelus dada sambil istighfar doang. Mau saya tulis ga ada bukti. Nah kalo sekarang???

Udeh pada berani pasang foto en nulis status yang jelas-jelas diliat jutaan orang, diskrin shut trus disebar juga. Kasian tapi, itulah konsekuensi yang pantas mereka terima. Haha, jangan lupa mbak, mas, itu baru konsekuensi didunia yahh #ketawajahat.

Setelah Addie MS yang berani mempertaruhkan nama nya buat dibikin keruh dengan terang-terangan membela Ahok. Sekarang muncul Prisia Nasution dan Uus stand up comedy yang berani menunjukan sikap anti Arab dan melecehkan Habieb Rizieq Syihab.

Kontan netizen bereaksi. Banyak yang terkejut, lebih banyak yang balik memberondong dengan peluru tajam yang malah justru bikin rahasia gaya hidup mereka yang rada pribadi kebongkar terang benderang.

Foto-foto pribadi Prisia diumbar. Uus dipecat dari program andalan yang live. Sungguh sebuah harga yang mahal, dari sebuah cuitan yang nampak cuma selintas pikiran atau bahkan sekedar gurauan.

Era 411 dan 212 emang udah lewat. Generasi Al Maidah 51 sampe 54 udah melewati satu pembuktian. Kini giliran Al Maidah ayat 8 kalo kata Ustadz Mardani Alisera. Tentang keharusan kita menjaga sikap keadilan kita kepada suatu kaum agar tetap santun sebagai wujud taqwa kita.

Dari sekian kenyataan yang lumayan mengejutkan, mungkin Ahmad Dhani adalah segelintir orang yang membawa angin optimisme tersendiri. Setelah nyata meninggalkan sejenak aktivitas selebritas yang menghasilkan banyak isi tas, dan memilih untuk mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Bekasi melalui pilkada 2017. Angin kesejukan boleh jadi mulai dihembuskan.

Aksi turun kejalan di 411, digelandang ke Polda menjelang aksi 212, lalu meluncurkan single Iman yang menghentak jagad musik dan sosial media. Rasanya, beliau udah menjadi ikon selebriti yang kontra dari sosok-sosok macam Addie MS, Prisia, dan Uus yang udah menampar wajah kita bahwa figur publik seperti apa yang cuma bisa dijadikan tontonan tapi tabu buat dijadikan tuntunan.

Mungkin ditengah kegeraman kita dengan sebagian respon masyarakat yang terang-terangan membenci ulama dan budaya berbau Arab, inilah saatnya memunculkan wajah-wajah kita, dengan ketawadhuan dan kesantunan bahwa kita adalah pembeda yang di isyaratkan oleh Allah dalam kalam-kalam Nya. [Paramuda/BersamaDakwah]

Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search