Allah SWT memang punya hak untuk membolak-balikkan hati. Yang tadinya mendukung penuh kezaliman kini berbalih arah mendukung kebenaran. Itulah yang terjadi pada dokter Dirga Sakti Rambe. Vaksinolog itu mengakui bahwa dirinya dulu mendukung penuh gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Tapi kini tidak sama sekali.
"Saya ini dulu mendukung Ahok. Sampai ngumpulin KTP lho. Begitu besar dukungan saya. Sampai kemudian ia menghina agama saya dan boroknya terbuka," kata dokter itu melalui akun Twitternya @dirgarambe, Rabu (4/1/2017).
Kepada para pengikutnya di jejaring sosial, Dirga meminta untuk tidak repot membuat asumsi yang bukan-bukan. Ia juga tidak mau disamakan dengan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI).
"So, Anda tidak perlu repot-repot menyamakan saya dengan orang-orang yang punya motif tertentu. Yang sejak awal anti-Ahok. Saya punya alasan kuat. Jangan samakan saya dengan FPI, habib anu, gus itu, siapalah. Default mereka anti-Ahok. Bahwa saat ini pilihan saya sama, tidak berarti saya bagian dari mereka," katanya.
Perubahan sikap, kata dia, sebagai respons atas sesuatu yang terjadi adalah salah satu bukti rasionalitas. "Buat apa konsisten kalau jadi dungu?" tanya dia.
Ia pun melawan keras para pendukung Ahok yang menghujatnya. "Itulah bedanya saya dengan Anda. Dulu saya mendukung Ahok. Lalu situasi berubah. Saya ganti pilihan. Tidak kayak Anda, salah benar lanjut. Bigot!"tegas Dirga. [Paramuda/BersamaDakwah]
"Saya ini dulu mendukung Ahok. Sampai ngumpulin KTP lho. Begitu besar dukungan saya. Sampai kemudian ia menghina agama saya dan boroknya terbuka," kata dokter itu melalui akun Twitternya @dirgarambe, Rabu (4/1/2017).
Kepada para pengikutnya di jejaring sosial, Dirga meminta untuk tidak repot membuat asumsi yang bukan-bukan. Ia juga tidak mau disamakan dengan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI).
"So, Anda tidak perlu repot-repot menyamakan saya dengan orang-orang yang punya motif tertentu. Yang sejak awal anti-Ahok. Saya punya alasan kuat. Jangan samakan saya dengan FPI, habib anu, gus itu, siapalah. Default mereka anti-Ahok. Bahwa saat ini pilihan saya sama, tidak berarti saya bagian dari mereka," katanya.
Perubahan sikap, kata dia, sebagai respons atas sesuatu yang terjadi adalah salah satu bukti rasionalitas. "Buat apa konsisten kalau jadi dungu?" tanya dia.
Ia pun melawan keras para pendukung Ahok yang menghujatnya. "Itulah bedanya saya dengan Anda. Dulu saya mendukung Ahok. Lalu situasi berubah. Saya ganti pilihan. Tidak kayak Anda, salah benar lanjut. Bigot!"tegas Dirga. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon