Dok: Merdeka |
Hal tersebut diberikan karena dinilai dekat dengan Pondok Pesantren.
"Kami berikan gelar KH, karena Pak Kapolda ini sangat dekat dengan pondok pesantren dan sangat agamis sejak beliau menjabat Kapolwil Priangan," kata KH Nopal Mimar, Minggu (19/2/2017).
Kepedulian Anton Charliyan pada pondok pesantren dibuktikan tidak hanya rajin berkunjung dan membantu dalam proses pembangunan tapi juga selalu memberikan ide dan gagasannya yang Islami. Salah satu contoh pemberian gelar polisi kehormatan bagi para tokoh dan pemuka agama Islam.
"Dia juga yang mencetuskan adanya polisi santri, yaitu anggota polisi yang memahami ajaran Islam secara mendalam," kata Ceng Mimar.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan berat dengan gelar yang diberikan oleh salah seorang pemuka agama Islam asal Garut tersebut. Gelar tersebut merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab terutama dalam menjunjung tinggi syiar Islam.
"Ini sangat berat, tetapi saya sangat terhormat. Tetapi sebetulnya saya dekat dengan para ulama dan pondok pesantren sudah sejak dahulu, dan kewajiban saya," katanya seperti dilansir Viva.
Beberapa waktu lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan dan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan pernah dilaporkan ke Bareskrim Polri karena telah mengadu domba umat.
Dua kapolda tersebut diminta untuk dicopot karena dianggap membiarkan terjadinya bentrokan antara massa FPI dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Bogor, Jawa Barat. FPI juga meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan untuk dicopot dari jabatannya karena telah mengadu domba massa FPI dengan HMI.
"Kami siap melaporkan jenderal preman! Kapolda Metro telah menghasut Laskar FPI supaya menghantam HMI," katanya Imam Besar ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, pada 16 Januari lalu. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon