www.briotainment.com |
Ustaz Erick Yusuf mengutarakan kekecewaanya pada Lembaga Sensor Film (LSF) yang telah meloloskan film Beauty and the Beast dari sensor.
”Saya kira jelas harus menjaga agar propaganda ini tidak menyebar. Hindari apa yang bisa mempengaruhi perilaku LGBT,” kata Ustadz Erick, Senin (20/3) sore.
Seharusnya, kata dia, jangan sampai ada keteledoran sedikit pun. Karena apabila nilai film tersebut sudah mengarah ke perilaku menyimpang, lebih baik dihentikan saja pemutaran filmnya.
Ketua Komisi Seni dan Budaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habbiburrahman El-Shirazy menguratakan hal yang sama. Menurut Kang Abik, begitu ia akrab disapa, film yang dinilai memiliki nilai menyimpang lebih baik disensor. “Semestinya pas adegan itu disensor," katanya seperti dilansir Republika.
LSF Indonesia sendiri menilai pihaknya telah melakukan penyensoran sesuai undang-undang dan norma yang berlaku di masyarakat. LSF menganggap bahwa mereka tetap menjunjung prinsip melindungi masyarakat dari pengaruh negatif film.
Seperti diketahui, Beauty and the Beast memuat adegan seksual sesama jenis yang digambarkan memiliki ketertarikan pada atasan sekaligus kawannya. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon