Maknawi |
"Siapakah yang paling ketar-ketir dari kemenangan Gerindra-PKS ini? Ridwan Kamil."
Kalimat itu datang dari pengguna media sosial pasca pemilihan kepala daerah DKI Jakarta yang berlangsung pada Rabu kemarin.
"Warga Jakarta, nanti 2018 bantu kami di Jabar ya agar RK juga tumbang seperti Si Ahok," lagi, kata teman di jejaring sosial Twitter.
Masih kah Wali Kota Bandung itu mempunyai pesona?
Dukungan Partai NasDem tidak membawa dampak positif bagi Ridwan Kamil (RK). Hal tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Strategic Institute (Instrat) Jalu Pradhono Priambodo. Dari survei Instrat baru-baru ini, diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat enggan menerima NasDem sebagai kendaraan politik RK. Selain NasDem, lebih dari 50% responden juga tidak menginginkan RK diusung PDIP dan Hanura.
Secara psikologis, kata dia, Gerindra-PKS pun kini sangat berat kalau harus menerima RK. Lebih lagi, kemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta telah memberikan kekuatan besar bagi duet parpol itu untuk menatap kemenangan di Pilgub Jabar 2018. "Dukungan dari NasDem malah jadi momentum yang merugikan Emil," kata Jalu menyebut nama RK dengan Emil, di Bandung, Kamis (20/4/2017) seperti dilansir Sindo.
Partai NasDem yang diprediksi berkoalisi dengan PDIP dalam pengusungan RK pun dinilai takkan mampu mendongkrak elektabilitas Emil. Terlebih, dalam beberapa pilkada, sosok-sosok yang dijagokan PDIP satu per satu tumbang.
Merapatnya RK ke Nasdem dinilai sebagai keputusan prematur. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
1 komentar:
dan hasil akhirnya gimana min ?
EmoticonEmoticon