Sang Imam Tarawih Ini Meninggal di Rakaat Ketujuh

- Mei 29, 2017
Jawa Pos
Ujung lafal Surah Al-Fatihah "Wa lad dhoollin...." menjadi kalimat terakhir yang terucap dari bibir Jarkasih ketika menjadi imam sholat Tarawih di Langgar Al Fajri di Jalan KH Khalid, Samarinda Ilir. Setelah itu, ia tersebut ambruk.

Tubuh pria 69 tahun yang mengenakan pakaian serbaputih itu rebah seketika pada rakaat ketujuh. Sholat tetap berlanjut. Seorang pria bernama Hardadi maju menggantikan Jarkasih. Lafal surah-surah Alquran yang dibacakan terdengar begitu cepat. Sholat ditutup dengan salam. Makmum langgar yang didominasi kaum adam itu lantas berkerumun.

Seperti dilansir Kaltim Post, setelah pemakaman Jarkasih, Sabtu (27/5), dengan mata berkaca-kaca, Helmi, anak sulung almarhum, ingat benar bagaimana lafal Alquran terakhir yang dibaca abahnya itu. Pada Jumat malam tersebut, dia memang mengikuti sholat Tarawih yang diimami abahnya.

Masih di dalam langgar, Helmi sudah yakin ayahnya dipanggil Sang Khalik. Namun, pria berambut rapi tersebut tetap ingin membawa abahnya ke rumah sakit. "Ini sudah rencana Yang Mahabesar," kata Helmi.

Jarkasih sempat dibawa ke RS Bhakti Nugraha. Tapi, sukmanya sudah berpisah dari raga. 

Abahnya, kata Helmi, tak memiliki riwayat penyakit kronis. Bahkan, abahnya tak tampak layaknya orang yang sedang sakit. Jarkasih sebelum meninggal beraktivitas seperti biasa. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search