Curahan Hati "Putra Petir" yang "Dikadalin" Pemerintah

- September 14, 2017
Ricky Elson

Periset mobil listrik Ricky Elson mencurahkan kegundahannya perihal perlakuan pemerintah terhadap anak negeri yang berprestasi. 

Begini curahan lengkap Pencipta Selo, prototipe mobil listrik yang dikembangkan oleh Putra Petir, demikian julukan Ricky: 

-------

Mengapa (saya) Nyinyir?

Sangat panjang. Permohonan sebelum membaca. Saya berharap, tak ada komentar yang mengungkapkan kebencian pada suatu pihak atau satu sama lain. Saya pun berusaha menulis apa adanya .

Apa sebenarnya nyinyir saya. Silakan nanti disimpulkan sendiri.

Salah satu alasannya begini. Pengembangan teknologi kendaraan listrik, baik itu mobil listrik, bike listrik, sepeda listrik, pesawat listrik, kapal listrik dll itu seyogyanya adalah salah satu agenda/strategi kenegaraan yang harus direncanakan dan dieksekusi dengan matang. 

Terkait kesepakatan pengembangan mobil listrik nasional, memang bukan wacana baru. Seingat saya, tanggal 25 Mei 2012 itu, Presiden RI saat itu, bapak SBY dan 11 orang menterinya, bersama dengan 39 rektor dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri ini, dan beberapa pengusaha besar, telah berkumpul di Gedung Agung, Yogyakarta. 

Menyepakati tentang roadmap pengembangan mobil listrik nasional, atau proyek Molina yang diamanahkan pada lima perguruan tinggi, ITB, UI, ITS, UGM dan UNS. Tentu saja di bawah payung Kemenristek pada saat itu.

Lalu, kami dan tim tentu saja sebagai bagian dari rakyat negeri ini, bergemuruh semangat akan "niatan tingkat Dewa" di NKRI ini. Coba bayangkan, kurang serius apa helatan di atas. Silakan cek lagi data data saat itu.

Hingga, saya dan tim yang diasuh oleh bapak DI (Dahlan Iskan), Menteri BUMN saat itu, dengan kocek pribadi beliau mengajak saya untuk ikut dalam semangat ini sebagai bentuk partisipasi dalam upaya kemajuan negeri.  Dengan uang pribadi beliau sepenuhnya. Meski banyak simpang siur isu politik pada saat itu. Saya tak mau membahasnya di sini.

Lalu, dari perjuangan kecil kami, lahirlah Selo dan Gendhis yang ditunjukkan pada ajang KTT APEC Oktober 2013 di Bali.

Lalu mulailah tahun politik. Kemenristek pada waktu itu, mengadakan acara dadakan diakhir tahun lima minggu berturut turut di 5 kota, dimulai tanggal 22 November 2013 di Yogya, Bandung, Solo, Surabaya dan penutup 21 Desember 2013 di silang Monas, Jakarta. 

Mulai dari penggunaan foto mobil kami untuk poster sosialisasi kendaraan listrik disertai wajah Menristek saat itu yang tanpa pembicaraan apalagi izin.

Hingga akhirnya pernyataan bahwa Kemenristek tidak memiliki hak untuk pengujian kendaraan listrik dan tanpa penjelasan apa tujuan sosialisasi mobil listrik pada saat itu. Atau sekarang saya khawatir, itu hanya ajang penggunaan dana akhir tahun saja?

Lalu tahun politik datang, badai menerjang. Pemerintahan baru dengan kepala negara baru dan menteri-menteri yang baru. 


Dan seketika, program pun berubah. Hingga, sampai pada isu dimana tahun 2014 saya hampir saja memutuskan pengembangan Selo di negeri Jiran, berbagai komentar bahkan dari Menristekdikti saat itu (saat ini masih ya?) memberikan komentar seperti foto di bawah. Yang bisa dikonfirmasi pada Bapak Menristekdikti atau ke Jawapos tentang artikel 3 September 2013 atau 3 tahun lalu ini.

Alhamdulillah. Hingga detik ini, saya belum menerima seorangpun utusan dari Menristekdikti seperti yang diutarakan beliau di artikel tsb. 




Inilah yang saya khawatirkan.. Jangankan miskomunikasi dengan rakyat, komunikasi dengan staf di pemerintahan saja tak berjalan dengan baik dan benar. 

Sehingga seperti pada hari ini, terkait pada niatan Pemerintahan NKRI untuk pengembangan teknologi kendaraan listrik sangat simpang siur. Mulai dari Bapak Presiden yang ingin negri ini mengejar Tesla yang tiap hari produksi mobil listrik canggih, Mentri Luhut yang menggenjot BPPT untuk terdepan memimpin Riset Kendaraan Listrik dan mengatakan kita pasti bisa dan harua segera, lalu dilanjutkan oleh Kemenperin yang bilang kita ga mengembangkan, tapi meminta produsen otomotif yang membawa line produksi mobil listrik ke Indonesia, dan terakhir dengan pernyataan perwakilan KemenESDM yang menyampaikan kita impor dulu baru mengembangkan sendiri teknologi kendaraan listrik ini. 

Lalu kami, meski segelintir namun juga rakyat negeri ini yang ingin ikut bersama mewujudkan salah satu cita-cita mulia kemajuan teknologi negeri ini, harus bagaimana?

Kalau ucapan ucapan petinggi atau wakil pemerintahan tak bisa dipercaya lagi. Saya bukan ingin menyudutkan Kemenristek atau pemerintahan. Saya hanya bertanya, mengapa jadi begini, negeri ini?

Mari bersama kita bangkit kembali.  Saya paham bahwa mobil listrik bukan segalanya. Banyak persoalan lain yang harus diselesaikan di negeri ini. 

Namun saya sangat yakin, ketika kita bisa menunjukkan kebersamaan kita dalam memperjuangkan salah satu penguasaan teknologi ini, dengan komitmen yang teguh dan konsistensi yang nyata, maka akan lahir kembali satu keyakinan dan kepercayaan diri anak anak negeri ini untuk berjuang bersama, memajukan negeri.  Membangun kejayaan Republik Indonesia.  Untuk mewujudkan Indonesia Raya.

Dari Ciheras
Nyinyir untuk kejayaan Negeri

Ciheras, 20170912
#MobilListrikUntukKemajuanTeknologiIndonesia

[Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search