, Selalu ada kisah yang menarik seputar haji. Baik bagi orang yang pergi haji lewat jalur umum maupun jalur khusus.
Seperti dikisahkan oleh pelaku haji setengah backpacker, Mustafa Musjeng Kamal, sebagai berikut.
----
Haji di tahun ini di luar perkiraan kami sebelumnya..Bahkan ketika saya ngomong ke istri. Dia pun mengira ini hanya bercanda tanpa persiapan apapun, tanpa walimahan, tanpa manasik dan tanpa gabung dengan rombongan, kami nekat melakukan safar suci ini.
Kami sudah punya porsi haji Kemenag yang secara hitung-hitungan InsyaAllah berangkat 2031. Makanya begitu ada kesempatan seperti ini langsung iya kan.
Tawaran itu muncul di saat kami ridho nggak ridho tidak jadi GathFam di Cairo (yg ini panjang jg ceritanya).
Alhamdulillah sebelum ini juga ada beberapa rencana yang gagal.
1. Setelah Idul Fitri kami memang berencana renovasi rumah mungil kami agar bisa nambah 2 kamar. Sudah sempat duduk di warkop sama konsultan yang secara kasar dia sudah hitung-hitung berapa habis biayanya dan saya setujui..eh ga tahunya konsultan itu nggak pernah kasih kabar lagi. Saya tanyain gimana tindak lanjutnya nggak pernah dibalas. Sampai saya menggurutu mungkin nilai proyek terlalu kecil sehingga mereka malas ngerjainnya.
2. Rencana ke Kairo bareng anak-anak gagal total. Ya walaupun tiket promo..minimal pasti kami akan menghabiskan 1x gaji kami untuk bisa ke sana.
3. Nggak jadi rehab rumah. Tawaran menggiurkan berikutnya ketika muncul promo menarik mobil Xpander. Sudah bahas sama si sulung. "Bang kita ganti mobil ini keren nih, Bang! "
Hampir tiap hari anak-anak lihat YouTube tentang fenomenalnya mobil itu sambil menghayal juga tentunya kapan bisa memilikinya. Yang pada akhirnya berakhir dengan ocehan istri "Dunia terus".
Dan rencana lainnya yang berakhir dengan liburan ke KL dan Sing bareng anak-anak karena abi uminya ada hari kejepit plus tidak mau ngecewakan anak-anak karena gagal ke Kairo.
Di sinilah tepatnya 17 Agustus, ada WA masuk "Pak Mus ini ada teman jual visa haji furodhoh. Dia koutanya nggak memenuhi. Bisa ambil visa tok. Gimana mau kah?"
Godaan Luar biasa ini yang berujung dengan pertanyaan berikutnya, "Bisa berdua istri nggak?" Yang dijawab bisa karena visa resmi haji.
Sebelumnya saya menjelaskan sedikit tentang visa yang bisa digunakan untuk berhaji selain yang resmi dari pemerintah.
1. Visa Umal, biasa disebut dgn visa TKI, tapi dipergunakan untuk haji karena berangkatnya menjelang hajian.
2. Visa Ziarah, seperti namanya visa ini untuk ziarah.
3. Visa Furodhoh. Yang ini visa resmi haji, tapi jalur non kouta. Biasa disebut dengan visa Undangan Raja. Visa ini untuk kerabatnya raja atau orang-orang penting tapi karena mereka nggak pakai diperjualbelikanlah. Konon kabarnya Indonesia dapat jatah sekitar 1.500-an kouta
Nah yang aman pake visa mana? Yang paling aman tentunya yang furodhoh karena visanya memang resmi untuk haji.
Balik ke cerita awal. Saya langsung sanggupi penawaran tadi sambil ngomong ke istri terhadap kemungkinan-kemungkinan terburuk yang pada akhirnya kami memutuskan pulang lebih cepat dari liburan agar masih ada kesempatan urus visa haji.
Singkat cerita 20 Agustus kami kirim paspor ke Jakarta pake cargo pesawat, 21 Agustus paspor masuk kedutaan. Di sini ada insiden saya lupa nama saya di paspor masih dua kata, sedangkan untuk haji mesti tiga kata, yang pada akhirnya semua bisa diatasi dan Alhamdulillah deg-degan tiga hari menunggu kabar visa. Tanggal 24 Agustus sore jam lima dapat kabar visa keluar. Alhamdulillah
25 Agustus pagi-pagi masuk kantor urus cuti, hanya sempat pamit kebeberapa teman yang lainnya ngabari via WA. Banyak yang terkejut karena kesannya kami diam-diam tapi memang mendadak jam 11 kami bertolak ke CGK jemput paspor dengan rute BTJ CGK SIN JED dan Alhamdulillah masuk Jeddah tgl 26 Agustus lancar.
Saat visa keluar sempat was-was kami belum ada tiket pergi ke Jeddah. Bolak-balik utak-atik web. Akhirnya jam dua dini hari ketemu tiket via Singapura. Walaupun sedikit mahal untuk kantong backpacker langsung sikat.
Sampai Mekkah kami baru tahu cerita teman-teman travel ada juga para jamaah yang visanya keluar tapi nggak dapat tiket terbang ke Jeddah.
Singkat cerita akhirnya kami sampai di sana bergabung dengan para jamaah haji di seluruh dunia.. mimpi yang nggak pernah diimpikan di tahun ini. Qadarullah, Allah berkehendak kami ada disini untuk mensucikan dosa-dosa kami.
Banyak teman bertanya, "Berapa sih pak habisnya pake visa ini?"
Kami pernah wawancara beberapa jamaah Furodhoh dari Indonesia. Kebetulan 1 maktab pas di Mina yang termurah 10.500 USD. Yang termahal 16.000 USD per orang (kurs 13.500) tergantung durasi dan fasilitas selama di Saudi.
Nah berapakah kah kami? Biarlah itu menjadi cerita kami karena toh uang dapat dicari tapi kesempatan nggak datang dua kali. Banyak orang ada uang tapi nggak bisa berangkat, tapi banyak juga yang bisa berangkat tapi nggak memiliki apapun.
Saya ketemu dua ibu yang pakai visa furodhoh ini. Ceritanya kedua ibu ini dilepas sama travelnya berangkat tanpa kawalan. Visa mereka telat keluar..sedangkan rombongan besar sudah berangkat duluan. Nggak mau hilang kesempatan berhaji, mereka nekat pergi tanpa kawalan untuk berhaji. Alhamdulillah ketemu kami satu penerbangan dan kami kawal sampai akhirnya di Mekkah ketemu rombongannya.
Satu ibu cerita dia bayar 16.000 USD untuk ke sana. Daftar berdua suaminya tap qadarullah visa suaminya nggak keluar..dia ijin suaminya untuk berangkat sendiri..suaminya mengizinkan..
dan satu lagi nenek 82 tahun yang ke sana tanpa memiliki apapun..bahkan hape pun dia nggak pegang. Dia diberangkatin sama cucunya..tahun lalu si nenek pernah gagal masuk Saudi dari Filipina..dan tahun ini atas izin Allah sampai di Mekkah walaupun cuma berdua sama si ibu tadi. Subhanallah
Jadi untuk teman-teman teruslah berdoa agar disampaikan, agar Allah panggil pada saat yang tepat. Jangan lupa ikhtiar dikencengin karena doa saja tanpa ikhtiar ibarat sayur tanpa garam.
Itinerary kami selama di Saudi:
26-29 Agustus, rumah teman
30-3 September, Maktab Mina
3-7 September, rumah teman
7-14 September, Hotel dekat Haroom
14-18 September, Madinah belum tahu menginap dimana?
18 September, pulang dari Madinah
19 September, InsyaAllah sampai Banda Aceh
Total perjalanan 24 hari. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon