Surat Al-Fajr di Depan Anak Palestina yang Akan Dibunuh Israel

- Desember 11, 2017
Ilustrasi: PKSId
"Ayah itu bahasa apa?"

Anak kecil bertopi partai politik itu bernama Fayat Al-Rashid (7). Siswa kelas 1 sekolah dasar Islam terpadu itu menunjuk pria berwajah Timur Tengah di tengah jalan, di kerumunan peserta Aksi Bela Palestina.

Sang ayah, Suprapto (40) menjawab bahwa orang bertubuh kokoh itu menggunakan bahasa Arab.

"Mereka dibunuhi orang Israel ya, Yah?" Kali ini Muhammad Azim Naafi (8) bersuara. Sulung Suprapto itu menunjuk gambar anak kecil yang ditodong moncong senjata tentara Israel, di kotak amal pria Arab. Tangannya masih makan cemilan sama seperti adiknya.

"Benar. Kamu beruntung bisa makan enak seperti ini, mereka (anak-anak) Palestina belum tentu bisa makan seperti kamu," ujar Suprapto yang berada di samping Fayat.

Mereka duduk di trotoar, yang jaraknya circa 100 meter dari panggung aksi. Suprapto berangkat dari Cisauk, Tangerang naik commuter line. Kemudian naik ojek online bertiga. Pria yang menggunakan tas gunung itu sengaja tidak mengajak istrinya karena anak ragil usianya masih di bawah lima tahun. Imunisasi.

Ahad (10/12/2017), PKS mengadakan Aksi Bela Palestina. Menurut wakil ketua bidang Humas DPP PKS  Dedi Supriadi, PKS sebagai satu entitas bangsa dan umat mengecam keras tindakan sembrono Presiden AS Donald Trump yang klaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel.


Sebagai bentuk solidaritas dan mempertegas sikap terhadap kemerdekaan bangsa Palestina, papar Dedi, PKS menggelar Aksi Bela Palestina di depan Kedubes AS, Jakarta.

Suprapto memberikan sebotol air dingin kepada anandanya di tengah pagi yang terik. Ia sengaja mengajak kedua anandanya untuk mengasah kepekaan nurani kemanusiaan.

"Mengajarkan anak-anak bahwa sesama manusia adalah bersaudara dan saya ingin mengajarkan mereka untuk peka terhadap penindasan yang dialami saudaranya di Palestina," ujarnya.

Kedua adik kakak itu pun mengangguk lemah. Mereka mengaku senang bisa ikut aksi kemanusiaan. "Senang aja!" kata Naafi.

Mereka terdiam sejenak. Tak lama kemudian, Naafi melafalkan hafalan Alquran, dengan celotehan khas anak kecil.

"Wal fajr, wa layaalin ashr. Wa sysyaf'i wal wathr. Hal fiidzalika qosamulidzi hijr..."

Seraya menggerakkan sandal kecilnya yang berwarna biru, siswi kelas dua sekolah dasar yang hafal juz 30 itu membaca surat Al-Fajr hingga akhir ayat.

Minuman air dingin di botol ia teguk kembali, dengan tatapan mata yang masih sama: anak-anak Palestina di bingkai. [Paramuda/BersamaDakwah]


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search