Salkamal Tan |
Seorang dokter yang mengabdi di Papua menjawab tudingan dan pernyataan akun KataKita dan Papua_satu yang menilai anak Universitas Indonesia hanya omdo saja.
Berikut pernyataan alumnus UI:
Duhai Tana Papua
Duhai udara pagi di Tana Papua,
Tolong sampaikan kepada KataKita, jika ingin lebih mengenal kiprah alumni UI di Tana Papua ganti dulu nama fanpage nya menjadi "KitorangPuBicara".
Duhai langit biru di Tana Papua,
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, kalau alumni UI tidak takut mengabdi di Tana Papua, terutama kami para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sejak era Wajib Kerja Sarjana, kemudian Pegawai Tidak Tetap (PTT), Nusantara Sehat, program dokter internship, hingga sekarang Wajib Kerja Dokter Spesialis dan juga yang bergerak sebagai PNS, TNI/POLRI, ataupun bekerja di LSM/swasta yang ada di Tana Papua, sudah tak terhitung berapa banyak alumni UI yang menginjakkan di tana ini mulai dari pesisir pantai, pulau terpencil, kampung pedalaman ber rawa-rawa, hingga pegunungan tinggi yang udara nya dingin menusuk hingga ke tulang.
Duhai sungai yang mengalirkan emas di Tana Papua.
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, jangan hanya cuma katanya. Silahkan kumpulkan data dari berbagai kementerian dan Pemda Provinsi/Kabupaten di Tana Papua, sudah berapa banyak alumni UI yang tak takut menantang maut demi mengabdi disini.
Bahkan salah satu alumni FKUI, dr. Wendiansyah Sitompul Sp.OG, harus dilepas jenazahnya oleh FKUI setelah meninggal dunia karena tenggelam di perairan Muara Kali Aswet, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, tanggal 13 Januari 2009.
Saat KLB gizi buruk di Asmat, tahukah KataKita jika IDAI mengirimkan dokter Spesialis Anak yang beberapa diantaranya lulusan FKUI.
Lantas membuat kami alumni UI jumawa? Tak perlulah ini demi rakyat Papua yang masih menjadi bagian dari NKRI tercinta.
Duhai hutan perawan di Tana Papua,
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, silahkan hitung sudah berapa banyak tenaga pengajar yang diterbangkan dari FKUI untuk membaktikan ilmu nya dalam membimbing putra putri terbaik di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Papua agar bisa mendapatkan pendidikan kedokteran yang setara dengan mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia.
Duhai pohon-pohon sagu yang membentang di Tana Papua.
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu, menjadi mahasiswa terlebih mahasiswa UI sudah menjadi kewajiban bagi kami saat menjadi mahasiswa untuk selalu kritis terhadap berbagai kebijakan yang salah dalam mengelola negeri ini.
Sejarah senantiasa mencatat kami the "Yellow Jacket" dengan bangga selalu menjadi yang terdepan dalam mengkritisi pemerintah karena itulah salah satu pengabdian kami terhadap masyarakat. Kami bangga menjalankan peran kami sebagai mahasiswa ber Jaket Kuning dan akan selalu begitu.
Duhai rumah-rumah panggung di Tana Papua yang beratapkan daun sagu,
Tolong sampaikan kepada KataKita & papua_satu.
Menjadi mahasiswa yang tetap waras dan kritis di era pemerintahan sekarang itu berat, tapi biar cukuplah kami saja the yellow jacket yang melakukannya.
Sebagai pemberi inspirasi mahasiswa lain untuk tetap menjaga kewarasan dan kekritisannya.
Dari alumni UI yang sudah 10 tahun mengabdi di Tana Papua.
Salkamal Tan
Advertisement
EmoticonEmoticon