Dok: Mas Farlina |
Perempuan berjilbab coklat dan mengenakan kacamata hitam itu duduk lesehan di sebuah ruangan. Ia rupanya datang lebih awal dari yang lainnya.
Namanya Bu Saodah. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang diberikan keistimewaan. Dengan keistimewaan berupa kondisi tunanetra ia tetap semangat menjalani kehidupan. Suaminya, tak jauh berbeda dengan dirinya. Sama-sama tak bisa menikmati sinar mentari dan warna-warni alam raya.
Bu Saodah dan suami tidak berpangku tangan kepada orang lain dengan menjual belas kasihan di pinggir jalan. Sepasang kekasih itu membuka usaha pijat tunanetra yang menjadi salah satu tempat mereka mendapatkan rizki yang Allah berikan.
"Saya senang datang ke pengajian ibu. Nambah ilmu," kata Bu Saodah kepada Mas Farlina Limar Wangi, daiah yang mengisi kejadian siang itu. Ia memang tak banyak bicara.
Di mata para rekannya, Bu Saodah dan suami adalah orang-orang yang rajin. Suami Bu Saodah, menurut Mas Farlina, rajin sholat ke mesjid ketika azan telah berkumandang. Mereka juga selalu berusaha mengikuti kegiatan yang rutin diadakan oleh sekolah sekitar untuk umum.
Alhamdulillah Allah karuniai mereka dua orang anak. Yang pertama putri kelas 2 SD dan satu lagi putra masih di taman kanak-kanak.
"Subhanallahnya walaupun seperti apa kehidupan perekonomian mereka tidak pernah mengemis. Ada taklim dan arisan Bu Saodah ikut dan juga bayar," tutur Mas Farlina yang juga calon anggota legislatif itu. [BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon