Kompas |
Pemain "Bulan Terbelah di Langit Eropa" ini menilai banyak dampak negatif dari pernikahan di usia muda. Statistik di Indonesia menunjukkan pernikahan di usia muda dapat menimbulkan kasus kekerasan bagi perempuan di Indonesia.
“Kalau untuk perkawinan anak di Indonesia juga masih tinggi, kalau enggak salah peringkat dunia Indonesia peringkat nomor tujuh. Tapi belum dianggap sesuatu yang apa ya... karena mungkin terjadi di daerah pedesaan,” ungkap Hannah di Jakarta Selatan, Rabu (21/3).
“Indonesia sendiri ada statistik yang mengatakan 1 dari 9 anak perempuan nikah di bawah umur 18 tahun. Tapi di berbagai provinsi ada yang lebih tinggi, ada 1 dari 4 perempuan, berarti 25 persen,” lanjutnya lagi.
Ia mendorong tingkat kemiskinan yang tinggi, karena berdampak dikeluarkannya anak dari sekolah, kurangnya pendidikan, sampai adanya peluang untuk mengalami kekerasan secara verbal dan fisik.
Hannah dan para aktivis pun berharap bisa mengurangi bahkan menghentikan adanya pernikahan anak di usia muda.
Ia mengaku dipertemukan banyak sekali aktivis perempuan yang bikin riset untuk menghentikan perkawinan anak karena banyak dampak negatif untuk anak.
“Karena bagaimana kita menghapus perkawinan anak, bukan berarti kita enggak mau anak kita kawin tapi yah di umur semuda itu sebenernya masih ada dampak negatif. Yaudah kita harus menunda menikah semuda itu,” kata dia seperti dilansir Kumparan.
Advertisement
EmoticonEmoticon