Aljazeera |
Jaafar adalah salah satu korban serangan kimia di Kota Douma, Gouta Timur, Suriah, Abu Jaafar mengaku serangan gas kimia telah membuatnya nyaris tewas. Ia benar-benar sulit bernapas.
"Aku kehilangan kesadaran. Tak bisa bernapas lagi, karena paru-paruku terasa mati," kata Jaafar dilansir Al-Jazeera.
"Aku terbangun 30 menit kemudian, dan mereka telah menanggalkan pakaianku, dan mencuci tubuhku dengan air. Mereka mencoba membuatku muntah, saat mulutku mengeluarkan zat kuning," imbuhnya.
Ia adalah satu dari sekian korban selamat dalam serangan kimia yang dilancarkan pemerintah Suriah di Ghouta Timur, akhir pekan lalu. Berdasarkan informasi terakhir, setidaknya 85 orang tewas dalam serangan yang menyasar markas ISIS tersebut.
Sebagian besar korban yang tewas merupakan perempuan dan anak-anak yang mencari perlindungan di ruang bawah tanah, demi menghindari pemboman berat dari pasukan pro-pemerintah.
Saat serangan terjadi, Abu Jaafar mengaku melihat pesawat menjatuhkan tabung yang berisi gas berwarna hijau. Jaafar pun sempat memberi tahu semua orang yang berada di bawah tanah supaya mengungsi dari gedung.
"Mereka yang melihat segera bergegas untuk memberi tahu semua orang di ruang bawah tanah untuk mengungsi. Sedangkan saya naik dan turun tangga sekitar tiga kali untuk membantu mengevakuasi anak-anak dari gedung," jelas Jaafar. [BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon