 |
| Jefry Akase |
Oleh: Jefry Akase
"Ustaz, saya mau ngasih ini."
Seorang anak kecil datang menghampiri panitia sambil menyodorkan sebuah kunci.
“Ini kunci apa, Dik? Buat apa?" sahut salah satu panitia sunduq.
“Ini kunci motor, mau saya sumbangkan untuk Palestina,” ucap anak tadi.
Seketika ruangan Masjid Al-Ikhwan Perumnas Tolitoli itu bergemuruh dengan takbir-takbir para jamaah.
Syaikh Anwar pun langsung memeluk dan mencium kepala anak ini, sembari bertanya, "Di mana orangtuamu, Nak?"
“Di luar, Syaikh. Ibu nggak bisa masuk masjid karena sedang berhalangan," ungkapnya.
Syaikh Anwar kemudian merangkul anak itu sambil berjalan menuju luar masjid.
Di luar ternyata telah berdiri seorang wanita dengan jilbab panjangnya tengah membasuh matanya yang mulai berkaca-kaca.
“Saya sudah menunggu-nunggu saat ini, Syaikh” ucap wanita tadi terbata.
“Setiap saya melihat berita-berita tentang Palestina di TV, saya selalu berdoa. Semoga ada orang palestina yang datang ke kota ini, agar saya bisa memberikan harta terbaik saya langsung kepada pejuang-pejuang asli dari sana,," katanya.
“Dan alhamdulillah, malam ini Allah mendengar doa-doa saya,” lanjut ibu ini dengan bibir bergetar. Genangan di pelupuk matanya sudah tak terbendung lagi, membanjiri wajah teduhnya.
Seketika, Syaikh Anwar langsung mengangkat tangannya, sambil menahan haru. Ia mengucapkan doa-doa keberkahan dan keselamatan untuk keluarga ajaib ini.
Tak lupa juga dimunajat terakhirnya,
Syaikh mendoakan, semoga kelak sang anak beserta seluruh keluarganya bisa sholat di Masjidil Aqsa dalam keadaan Palestina telah merdeka.
[@paramuda/BersamaDakwah]
Syaikh mendoakan, semoga kelak sang anak beserta seluruh keluarganya bisa sholat di Masjidil Aqsa dalam keadaan Palestina telah merdeka.
[@paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon