Jika di media sosial ditemukan foto Yahya Cholil Staquf sedang menghisap rokok, ternyata dia memang menyimpan masa lalu tentang rokok dan membanggakan aktivitas mudarat itu.
Pada tanggal 25 September 2017, ia bercerita ayahnya yang menjadi ahli hisap.
"Yang paling banyak dibawa orang sebagai bingkisan kalau datang menemui ayahku adalah rokok. Rokoknya rokok berat," kata dia.
Ia mengaku dirinya dulunya suka merokok rokok yang ringan-ringan saja.
"Tapi saat ayahku wafat, kutemukan dua kaleng biskuit penuh rokok yang belum sempat disulut. Maka mulailah aku menyulutinya satu-satu, sehingga kini aku jadi terbiasa merokok rokok berat juga," ungkapnya.
Di hari-hari sakit ayahnya, katanya, dokter meminta ayahnya berhenti merokok. Tapi ayahnya membantah, "Segala yang masuk ke mulutku sudah nggak ada yang terasa enak. Yang masih enak tinggal rokok. Masak kau suruh berhenti?" tiru Staquf.
Dokter tersebut tidak memaksa.
Staquf bercerita tentang temannya bernama Hardi Cahyanta saat sebelum jadi dokter, hampir tiap hari Staquf meriung-riung bersamanya dan sejumlah teman lain laksana geng.
Karena Staquf tak henti-hentinya merokok saat mengobrol, Hardi yang walupun belum dokter tapi sudah ingin bertindak-tanduk seperti dokter, memprotes Staquf.
"Kau ini kenapa sih merokok segala? Memangnya baik apa?"
Dengan reputasi Staquf sebagai gus, dirinya pun lantas memasang gaya ahli agama gudang dalil yang kelasnya jauh diatas semua orang.
"Wa man yusyaabih abaahu famaa dholam. Barang siapa menyamai bapaknya, dia tidak lalim," kata Staquf.
Hardi malah tambah kencang protesnya,
"Mana ada hadits macam itu? Ngarang kamu!"
Staquf tidak bergeming dari lagak kalem yang amat bergaya.
"Yang bilang itu hadits ya siaapa...?"
Kalimat Arab itu kata Staquf hanya potongan syair dari suatu uraian dalam kitab nahwu. Mahallusy syahid (contoh kasus) untuk satu kaidah gramatika dalam bait kitab Alfiyah ibn Malik.
Hardi dan yang lain-lain terpaksa menyerah mati-kutu.
Staquf belakangan dikenal sebagai pro penjajah karena menerima undangan Israel. Ia juga bertemu dengan bapak penjajah dunia Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.
Advertisement
EmoticonEmoticon