Nama Anies Baswedan sempat diisukan untuk menjadi capres atau cawapres untuk Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Namun nyatanya Gubernur DKI Jakarta itu memilih untuk mengabdi dan menuntaskan amanahnya.
Anies mengisahkan tentang perenungan dirinya ketika ada yang mengajaknya menjadi capres ataupun cawapres.
"Waktu itu, awal Juli, saya nyetir sendiri. Saya sering nyetir sendiri kalau malam. Jalan sendiri dengan mobil. Merasakan suasana Jakarta," kata alumnus Universitas Gajah Mada itu di Mata Najwa, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Waktu itu saya terjebak dalam kemacetan yang cukup padat di Dukuh Atas. Di sekitar stasiun, saya berhenti," ungkapnya.
Ia menatap puluhan orang melewati jalan berlalu lalang, melihat pedagang kaki lima dan sebagainya.
"Inilah Jakarta. Inilah orang-orang yang kemarin menitipkan suaranya untuk memilih Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jutaan jumlahnya 3,3 juta," kata dia.
Mereka, kata dia, tentu mengharapkan yang dipilih gubernur menunaikan tugasnya. "Saya akan kesulitan menjelaskan kepada semuanya mengapa saya meninggalkan tugas sebagai gubernur untuk mengikuti pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden. Dan pada saat itu saya bismillah saya akan tunaikan dan tuntaskan tugas di Jakarta ini," ungkapnya.
Sesudah Lebaran memang banyak utusan atau politikus yang mendekatinya untuk maju pilpres. Ia menyampaikan bahwa itu bukan sesuatu yang sederhana.
"Di Jakarta ini sudah ada gubernur yang jadi presiden. Dan bisa menjadi preseden bila jadi gubernur baru menjalankan tugas sebentar lalu meninggalkan tempatnya. Lain kali kalau ada pertanyaan di debat pilkada Jakarta 'Anda mau menuntaskan tidak?' Padahal pemilihan gubernur di Jakarta untuk Jakarta," tegasnya.
Advertisement
EmoticonEmoticon