Tribun |
Pada masa muda, pendakwah Ustaz Abdul Somad pernah ditawari merokok oleh kawan remajanya. Ia dikatakan tidak jantan karena tidak mau menghisap tembakau.
Tak lama kemudian setelah obrolan itu, mereka membeli rokok yang kerap muncul di iklan-iklan televisi. Rokok yang mereka tiup membentuk bulatan-bulatan putih.
Ketika sedang asyiknya merokok lewatlah Sang Kiai.
"Alah tak nampak dia. Nyantai aja," kata seorang teman yang juga merokok.
Siapa duga, ternyata mobil yang dikendarai Sang Kiai mundur ke belakang.
"Merokok ya kalian?" kata Sang Kiai.
Di antara mereka ada yang bergegas mematikan dengan cara menginjak rokok. Satu orang lagi, ada yang gugup. Saking gugupnya, ia menahan asap di rongga mulut. Pas ditanya merokok, ia menggeleng dan bilang tidak. Pas bilang tidak, asap pun keluar dari mulutnya. Jebol.
Habis Maghrib, rencananya mereka akan kena hukuman. Di antara mereka ada yang sholat hajat
"Ya Allah jika namaku tidak dipanggil Maghrib nanti, aku akan baca Yaasiin sebanyak tiga kali." Ia berhenti merokok.
Jantungnya berdegup kencang saat pengumuman santri yang mendapat hukuman karena merokok. Ajaib, namanya tak disebut sama sekali oleh pihak pesantren. Doanya terkabul. Sejak saat itu ia tidak mau merokok lagi. Taubat nasuha.
Advertisement
EmoticonEmoticon