Pengakuan Aa Gym Tentang Dirinya yang Diintimidasi

- September 04, 2018
Pengalaman pahit pernah dialami pendakwah nasional KH Abdullah Gymnastiar atau yang intim disapa Aa Gym. Ia bercerita pengalamannya diintimidasi. Pengintimidasian tersebut pernah terjadi satu kali di Batam.


"Aa pernah sekali waktu di Batam. Sudah siap waktu itu mengundang, tapi tetap saja datang dan ternyata hanya ada  lima orang yang mengatasnamakan dan tidak ada masalah sama sekali. Lancar-lancar saja acaranya waktu itu," ceritanya.

Sebaiknya, kata Aa Gym, memang kalau ada yang mengintimidasi seperti itu didatangi saja.

"Kalau memang akan melakukan tindakan membahayakan ya sebaiknya dilaporkan ke Polisi, gitu," katanya.

Mengenai kasus UAS, Aa Gym menyatakan dirinya berkomunikasi dengan meski tidak terlalu sering. 

"Kalau beliau menyatakan seperti itu, beliaukan bukan seorang penakut, beliau pasti sudah merasakan suatu intimidasi yang memang dirasakan nyata dan di luar batas kewajaran," katanya.

"Jadi Aa sangat berharap, hal ini segera ditindaklanjuti oleh semua pihak supaya jelas siapa yang mengintimidasinya. Jangan sampai nanti ada persepsi karena ini menjelang Pilpres, yang seharusnya jadi wasit malah jadi ikut bermain. Nah tentu ini berbahaya ya," katanya.


Apa yang menimpa UAS menurutnya akan merusak suasana kalau tidak segera dituntaskan. 

"Sejauh ini, ustadz Abdul Somad belum pernah menyampaikan soal intimidasi. Sampai pertemuan terakhir beberapa waktu berlalu tidak bercerita tentang hal ini. Tapi kalau beliau sudah menulis seperti itu, Aa yakin ini terjadi. Dan ini harus sangat cepat disikapi. Karena beliau satu tokoh yang saat ini populer didengar, kata-katanya juga banyak didengar manfaatnya," paparnya.

"Hanya mungkin masalahnya dianggap berpihak kepada salah satu kandidat. Kalau ini yang menjadi bahan penyebab beliau dihalang-halangi, maka ini sangat penting sekali untuk segera disikapi oleh aparat negara dengan adil ya. Jangan sampai nanti ada persepsi, justru yang bermain ini adalah wasitnya," tegas Aa Gym, menyampaikan persepsi yang berkembang.

Kalau wasit sudah bermain maka dia menghianati sumpahnya, menghianati rakyat yang menggajinya dan yang paling penting kalau aparat negara sudah tidak adil berarti dia menghianati bangsa ini yang sedang berproses untuk memiliki negara yang bagus yang benar dan bersih.

"Nah sebelum berkembang persepsi seakan-akan ada wasit atau aparat negara di balik ini yang tidak adil, harus segera disikapi oleh semua pihak sehingga hak-hak seorang ulama yang ngajak hanya ngajak kepada kebenaran, ini benar-benar dilindungi hak-haknya dan bahkan didukung," tegasnya.




Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search