Inilah Rahasia Orangtua Hingga Musa Jadi Hafizh Cilik Internasional

- April 17, 2016
Musa La Ode Abu Hanafi (7) adalah hafizh cilik yang baru saja mengukir sebuah prestasi yang membanggakan untuk Indonesia. Sebab ia menjadi juara tiga kompetisi Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) International di Sharm El-Sheikh Mesir pada 10-14 April 2016.

Lalu, apa kira-kira rahasia orangtuanya hingga mampu menjadikan Musa jadi anak sejenius itu? Berikut kisah Ustadz Rohmanto Abu Al Laits hafidzohullah.

***

Saat menunggu di Bandara Soeta kemarin bertemu dengan Abu Musa. Pertemuan yang pasti direncanakan Allah. Ngobrol dari jam 14.30-16.00, ana nyontek ilmu bagaimana beliau menjadikan Musa yang berumur 7 tahun itu sudah mutqin hafal 30 juz.






Info tambahan, Musa sudah hafal 'Umdatul Ahkam, Arbain Nawawi, Arbain hadits ust Yazid, dan telah selesai Durusul Lughoh. Sekarang sedang menghafal Bulughul Maram. Semua program menghafalnya Musa dilakukan mandiri oleh Abu Musa di rumah saja!

1. Pada awalnya Musa kata beliau juga sulit menghafal sebagaimana umumnya anak, namun dengan ketekunan akhirnya hafal juga. Kunci paling penting adalah Murajaahnya alias mengulang-ulang hafalan. Perlu diketahui juga Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.

2. Pergaulan dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang niat abinya untuk menjaga hafalan.

3. Televisi jauh jauh dah. Musa sangat dijaga jangan sampai nonton televisi. Bukti, pas ana ngobrol dengan beliau di ruang tunggu kebetulan pas di depan televisi beliau minta pindah. Pindah yuk, akh. Takut Musa nantinya lihat televisi, kata beliau.

4. Makanan dijaga. Sari kurma, madu dan propolis selalu diberikan kepada Musa dan adik-adiknya. Menghafal membutuhkan banyak energi!

5. Rutinitas harian Musa adalah: pagi setengah jam sebelum subuh, tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya. Kemudian Subuh berjamaah di masjid. Setelah Subuh murajaahnya sampai jam 9 pagi. Musa kuat murajaah 10 juz dalam sehari secara rutin! Antum berapa, hayoo..

6. Jam 9-10 Makan pagi dll.

7. Jam 10-Dhuhur: Tidur siang. Tidur ini hukumnya wajib untuk Musa.

8. Habis Dhuhur nambah hafalan baru sampai Ashar.

9. Bada Ashar sekarang Musa sedang menghafal Bulughul Maram.

10. Jam 5-maghrib: Waktu bermain

11. Maghrib-Isya: Ikut taklim abinya. Sebelum Abinya nyampaikan taklim, Musa mengawali dengan membaca hafalannya. Dan terkadang hadirin dipersilakan bertanya mengetes. Ini berjalan hampir setiap hari.

Dan unik dan kadang bikin geli, banyak sekolah-sekolah yang mengundang Musa dan ayahnya, dan pengin belajar cara menghafal. Padahal semua tahu, Musa kan 'tidak sekolah'. Jadi yang sekolah malah belajar sama yang 'tidak sekolah'. :)

Saat bertemu, saya langsung tanya, Abu Musa, ya? Kemudian langsung menebak beliau mau ke Mesir untuk lomba Tahfidz sedunia. Dan benar. Dia satu-satunya yang mewakili Indonesia. Semoga menang, Musa!

Semoga obrolan ini menginspirasi semua orang tua.




Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search