Pejabat Senior Al-Azhar Ini Kecam Ide Pembentukan Cabang di Israel

- Desember 27, 2016

Dr. Abbas Syuman (MBC)

Dr. Abbas Syuman, seorang pejabat senior di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir mengecam ide sejumlah kalangan untuk membuka cabang di Israel. Lazim diketahui, Universitas Al-Azhar merupakan universitas tertua di dunia Arab dan dunia Islam di sektor pendidikan agama.

Seorang peneliti Amerika Serikat berdarah Mesir dan saat ini menjabat sebagai anggota parlemen Mesir bernama Umar Salim meminta Al-Azhar untuk membuka cabang di Israel, dengan dalih menyebarkan Islam di semua tempat” termasuk di Tel Aviv.

Dalam siaran pers yang dikirim ke kantor Berita Anadolu, pada Ahad 25 Desember 2016, Dr. Abbas Syuman yang menjabat sebagai wakil Al-Azhar, menyindir ide tersebut dan mengatakan bahwa itu hanya sekadar efek dari rendahnya pemikiran seseorang.

Tampaknya, ada sejumlah orang ingin mengusung ide untuk mendirikan cabang Al-Azhar, seperti Ma’had (Lembaga) Al-Azhar atau mungkin Pusat Budaya Al-Azhar di Israel,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dr. Syuman mengatakan, “Isu-isu yang beredar tentang hal ini tidak terkait sama sekali dengan Al-Azhar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ide itu hanya berasal dari seseorang yang mengatakannya.”

Dalam konteks yang sama, Mukhtar Marzuk, Dekan Fakultas Ushuluddin (Teologi) Universitas Al-Azhar Cabang Asyuth, yang berada di bagian selatan Negara Mesir, menyatakan, bahwa ide pembukaan cabang di Israel itu merupakan sikap yang sewenang-wenang terhadap Al-Azhar dan para ulamanya.

Mukhtar juga menjelaskan, bahwa setiap individu yang berafiliasi dengan Al-Azhar dengan tulus akan terus memantau para pengusung ide tersebut.
 
Kami tidak akan membiarkan orang-orang bodoh menikmati kebodohannya atau bingung karena kebodohannya itu,” tegasnya.

Kecaman ulama Al-Azhar tersebut dilontarkan dalam upaya menanggapi pernyataan seorang peneliti Amerika Serikat berdarah Mesir, Umar Salim yang mengatakan,

“Sejumlah profesor dari Al-Azhar telah siap untuk pergi ke Israel dan berdakwah di sana untuk mengajak manusia kembali ke jalan Allah,” ujarnya tanpa menyebutkan orang yang dimaksud secara rinci.

Baru-baru ini, Salim memicu kontroversi di Mesir karena sikapnya yang dianggap sebagai agen yang melancarkan normalisasi hubungan Mesir dengan Israel.
 
Salim juga pernah mengatakan, “Fakta sejarah menyatakan bahwa Yahudi berhak hidup di Palestina.”

Pada bulan Januari 2016 lalu, kanal 7 Israel melaporkan, bahwa Salim adalah seorang profesor di Universitas California. Ia pernah diundang pada tahun 2012 untuk menyampaikan kuliah di depan Senat Amerika Serikat tentang peran agama dalam konflik Arab-Israel.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search