Pria berkaos belang-belang dan bertopi sibuk memegang gelas dan sendok. Ia mengambil es yang ada tabung berkali-kali. Pria berpeci yang ada di hadapannya pun sama. Ya mereka sedang jualan, namun bukan uang sebagai alat bayarnya. Justru uang seakan tidak laku sebagai alat pembayaran. Melainkan mereka minta dibayar dengan doa.
"Bayar dengan doa aje bayarnye!" kata penjual yang masih sibuk melayani.
Para peserta Aksi Super Damai 212 pun masih berjalan lalu lalang di lokasi aksi.
"Ayo yang belum, yang belum!"
Tak hanya satu orang yang berjualan, tapi beberapa menggratiskan dagangannya. Cukup menggantinya dengan doa. Betapa untaian-untaian doa bagi mereka lebih berharga dari sekadar lembaran-lembaran rupiah.
"Silakan, silakan, ayo..bayar dengan doa!" kata bapak bertopi itu, lalu menyarankan peserta dengan membaca basmalah, "Makannya dengan baca bismillah. Ayo bayarnya dengan doa!"
Yang melihat pemandangan indah itu pun ikut menyumbangkan respons, "Indahnya suasana Aksi Damai 212. Semua elemen masyarakat berperan dari hati atas kecintaannya kepada Allah Swt," kata Arya Kusuma sembari menunjukkan ekspresi keharuan.
Sebagian pun segera mendoakan kepada para penjual itu, "Minta didoain bapaknya.. Doakan yang terbaik untuk para penjual makanan dan minuman ini.. Semoga Allah melimpahkan kehidupan yang layak dan hidayah dalam hidup mereka dan juga kita semua. Aamiin," kata Alyssa Usman. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon