Pakar: Banyak Penerbit Mushaf Tak Paham Ilmu Al-Qur`an

- Maret 11, 2017
Ilustrasi (bbc)
Maraknya penerbit mushaf akhir-akhir ini memang patut diapresiasi. Sebab, dengan banyaknya penerbitan mushaf Al-Qur`an, masyarakat muslim bisa memilih cetakan mana yang paling baik menurutnya dan digunakan untuk membaca Al-Qur`an.

Namun demikian, fenomena yang baik ini perlu diberi rambu-rambu yang sesuai dengan syariat dan kaidah yang berlaku dalam ilmu Al-Qur`an. Sebab, menurut salah seorang pakar Ilmu Al-Qur`an, Syaikh Abdul Majid Rayyasy, banyak penerbit Islam yang tidak memahami ilmu-ilmu Al-Qur`an.

Sehingga, menurut pakar Ilmu Al-Qur`an yang berasal dari Aljazair itu, di lapangan banyak ditemukan kesalahan dalam tanda baca, meskipun bukan merupakan kesalahan yang fatal dan tidak pula mengubah makna.

Hal ini dia contohkan dalam mushaf tajwid yang beredar di tengah-tengah masyarakat.

“Penerbitan mushaf tajwid banyak dimiliki oleh para pedagang yang tak paham ilmu Al-Qur`an,” ujarnya, pada Kamis, 9 Maret 2017.

Pemaparan tersebut disampaikan Syaikh Rayyasy pada Daurah (pelatihan) yang bertajuk Ma’rifah Qawa’id Ilm Ar-Rasm wa Adh-Dhabth (Urgensi Mengetahui Kaidah-Kaidah Ilmu Rasm dan Penandaan dalam Al-Qur`an), yang dilaksakanan di aula Masjid Al-Barkah, kompleks Radio Rodja, Cileungsi, Gunung Putri, Jawa Barat.

Oleh karena itu, lanjut Syaikh Rayyasy, penerbit mushaf yang ada mesti berkonsultasi kepada para para ilmu Al-Qur`an.

Salah satu yang menarik dalam pelatihan ini adalah Syaikh Rayyasy menjelaskan materi menggunakan program Corel Draw. Pemaparan itu tentu sangat membantu peserta untuk memahami materi yang jarang disampaikan dalam forum-forum umum.

Menurut pantauan BersamaDakwah, acara yang dilangsungkan hari Rabu-Jum’at, 8-10 Maret 2017 itu diikuti oleh sekitar 70 orang yang berasal dari daerah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya.

Bahkan, ada peserta yang berasal dari daerah, seperti Sumatera, Jawa dan lainnya. Selama acara dilaksanakan, para peserta yang berdomisili di luar daerah boleh menginap di Ma’had Asy-Syatibi yang tidak jauh dari lokasi masjid.

Melihat peserta yang sangat antusias, panitia menyarankan agar peserta menulis usulan dalam bahasa Arab agar Syaikh Abdul Majid Rayyasy supaya menyempatkan diri untuk mengisi pelatihan yang sama di lain waktu.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search