Ilustrasi (bbc) |
Maraknya penerbit mushaf
akhir-akhir ini memang patut diapresiasi. Sebab, dengan banyaknya penerbitan mushaf
Al-Qur`an, masyarakat muslim bisa memilih cetakan mana yang paling baik
menurutnya dan digunakan untuk membaca Al-Qur`an.
Namun demikian, fenomena yang
baik ini perlu diberi rambu-rambu yang sesuai dengan syariat dan kaidah yang berlaku
dalam ilmu Al-Qur`an. Sebab, menurut salah seorang pakar Ilmu Al-Qur`an, Syaikh
Abdul Majid Rayyasy, banyak penerbit Islam yang tidak memahami ilmu-ilmu Al-Qur`an.
Sehingga, menurut pakar Ilmu
Al-Qur`an yang berasal dari Aljazair itu, di lapangan banyak ditemukan kesalahan
dalam tanda baca, meskipun bukan merupakan kesalahan yang fatal dan tidak pula
mengubah makna.
Hal ini dia contohkan dalam mushaf
tajwid yang beredar di tengah-tengah masyarakat.
“Penerbitan mushaf tajwid
banyak dimiliki oleh para pedagang yang tak paham ilmu Al-Qur`an,” ujarnya,
pada Kamis, 9 Maret 2017.
Pemaparan tersebut disampaikan
Syaikh Rayyasy pada Daurah (pelatihan) yang bertajuk Ma’rifah Qawa’id Ilm
Ar-Rasm wa Adh-Dhabth (Urgensi Mengetahui Kaidah-Kaidah Ilmu Rasm dan
Penandaan dalam Al-Qur`an), yang dilaksakanan di aula Masjid Al-Barkah,
kompleks Radio Rodja, Cileungsi, Gunung Putri, Jawa Barat.
Oleh karena itu, lanjut Syaikh
Rayyasy, penerbit mushaf yang ada mesti berkonsultasi kepada para para ilmu
Al-Qur`an.
Salah satu yang menarik
dalam pelatihan ini adalah Syaikh Rayyasy menjelaskan materi menggunakan
program Corel Draw. Pemaparan itu tentu sangat membantu peserta untuk memahami
materi yang jarang disampaikan dalam forum-forum umum.
Menurut pantauan BersamaDakwah,
acara yang dilangsungkan hari Rabu-Jum’at, 8-10 Maret 2017 itu diikuti oleh
sekitar 70 orang yang berasal dari daerah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi
dan sekitarnya.
Bahkan, ada peserta yang berasal
dari daerah, seperti Sumatera, Jawa dan lainnya. Selama acara dilaksanakan,
para peserta yang berdomisili di luar daerah boleh menginap di Ma’had Asy-Syatibi
yang tidak jauh dari lokasi masjid.
Melihat peserta yang sangat
antusias, panitia menyarankan agar peserta menulis usulan dalam bahasa Arab agar
Syaikh Abdul Majid Rayyasy supaya menyempatkan diri untuk mengisi pelatihan yang
sama di lain waktu.
[Abu
Syafiq/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon