Ahmad Heryawan |
Kang Aher, Gubernur Jawa Barat menjadi salah satu calon penumpangnya, Ayah dari adik kita Hadi (Abdul Hadi), yang 10 hari terakhir Ramadhan lalu kisah I'tikafnya viral, 9 hari penuh tidak pulang, dan alhamdulillah berhasil 3x khatam selama itu. Dan tidak ada pelayanan spesial dari Gedung Sate kepada Hadi, kendatipun Masjid Al Muttaqien adalah Masjid dari ‘Daerah Kekuasaan’ kang Aher.
Masuk Area Bandara seperti yang biasa beliau lakukan pada siapapun, dimanapun, kang Aher menyapa, menyalami, melempar senyum khasnya kepada calon penumpang yg ditemui, kami sering mengistilahkan ini dengan “Smiling Leadership”, kategori sekenanya, entah teori dari mana, dan tentu tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah..
Singkat cerita, tibalah waktu terbang, Bandung Jogja akan ditempuh sekitar 1 jam perjalanan, saya naik duluan, duduk duluan, sebagian penumpang sudah berada didalam pesawat, setelah duduk beberapa saat, saya mendengar salah seorang penumpang bertanya pada pramugari di pintu masuk, mengkonfirmasi “ada Kang Aher ya? Pak Gubernur?”, “saya kurang tau pak” jawab Pramugari, beberapa saat kemudian barulah terlihat kang Aher menaiki pesawat dengan para calon penumpang lainnya.
Pesawat mulai terbang, mulai mencapai ketinggian yang cukup untuk bertemu awan, dan benar, pesawat mulai sedikit bergetar, karakter pesawat kecil baling baling, sangat normal sebenarnya. Beberapa penumpang berekspresi agak khawatir, ada pasangan suami istri yang saling berpegangan erat di sebelah kanan kami, yang lain biasa saja.
Saat itulah sayup sayup terdengar suara tilawah kang Aher. Bukan! bukan karena pesawat sedang menabrak awan dan sedikit bergetar, bukan..
Beginilah cara kang Aher tilawah, beginilah cara, ayah dari adik kita Hadi, menyelesaikan kewajiban interaksinya dengan Kitab Suci Al Qur’an, petunjuk kehidupan bagi Ummat Muslim itu. Menjadikan Al Qur’an sahabat perjalanannya.
Ini bukan cerita istimewa, banyak dari kita yang melakukannya, sangat banyak, hanya saja, ini salah satu contoh, yang ditunjukkan langsung oleh orang nomor 1 di Jawa Barat, yang kesibukannya tentulah tak sama dengan saya, tapi sayangnya logika perbedaan kesibukan ini malah tak berbanding lurus dengan jumlah interaksi dengan Al Qur’an, kitab suci Umat Islam itu, petunjuk jalan bagi kaum muslim itu..
Waktu luang ini seringnya lebih berdampak melenakan, sedang mereka yang memiliki kesibukan semisal kang Aher, sekelas Gubernur Jawa Barat itu, yang seringnya telah dimulai dari subuh belum tiba dan berakhir ketika hari telah berganti, justru dapat berinteraksi lebih baik dengan Al Qur’an.
Ahhh, tentu saja! beda kualitas, beda pemahaman, beda kondisi ruhiyah, dan beda hasil pada akhirnya, hasil pemikiran, hasil pekerjaan, bahkan hasil DNA..
Semoga Allah menjaga adik kita Hadi, dan Ayahnya Hadi, kang Aher. Dengan terus memberi kita kisah kisah mereka yang menginspirasi.
Dikisahkan oleh Akiawan. [ @paramuda / BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon