Dok: BersamaDakwah |
"Kami sudah bertemu dengan orang tua korban. Orang tuanya menyatakan anaknya bukan anak berkebutuhan khusus atau autis seperti yang beredar di medsos," ujar Irwan di Gedung Rektorat Universitas Gunadarma, Depok, Selasa (18/7/2017).
Irwan menuturkan bahwa perilaku yang terekam dalam video tersebut bukanlah tindak perisakan (bullying). Menurut Irwan itu hanyalah bentuk candaan spontan yang dilakukan sesama teman satu angkatan.
"Berdasarkan keterangan mahasiswa yang ada di video, mereka tidak bermaksud membully, hanya bercanda. Kejadian itu pun berlangsung secara cepat dan spontan saja," katanya.
Sementara itu Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi yang juga tergabung dalam tim investigasi kasus perisakan terhadap Farhan, Budi Prijanto, mengatakan bahwa dalam melakukan investigasi pihaknya memanggil seluruh kelas yang diduga terlibat dan tahu ihwal kasus perisakan tersebut. Ia beranggapan data yang dikumpulkan belum lengkap sehingga perlu diadakan investigasi lanjutan kembali guna menemukan fakta lain untuk menjatuhkan sanksi.
"Pertama sekelas kita panggil, dari sekelas kita juga panggil MF (Farhan) didampingi oleh orang tuanya atas permintaan mereka sendiri. Kita gali tentang kondisi MF (Farhan) dan kronologinya," ujar Budi.
Ia juga menuturkan pihaknya sudah menetapkan 4 inisial nama pelaku yang diduga terlibat dalam kasus bully terhadap Farhan. Namun Irwan tak menutup kemungkinan akan ada nama lainnya mengingat proses investigasi yang sampai saat ini masih berlangsung.
"Kemarin sudah kami panggil inisial AA, PDP, YLL HR. Pertama kali yang kita lakukan adalah berdasarkan pihak yang terlihat di video nanti akan ada kemungkinan berkembang berdasarkan hasil investigasi," kata Irwan seperti dilansir Kumparan. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon