Presiden PKS. Dok: M. Hilal |
Gencarnya pemberitaan korupsi KTP elektronik (e-KTP), membuat Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman ingat tentang dirinya dan anaknya yang gemas ketika mengurus e-KTP.
"Dua anak saya sudah lebih dari setahun difoto untuk e-KTP tapi belum juga beres. Alasan kelurahan: blanko habis. Mereka gemes ketika tahu korupsi e-KTP Rp 2.3T," kata Sohibul Iman melalui akun jejaring sosialnya, Senin (17/7/2017).
Anak-anaknya bilang kasus e-KTP bukan Mega Korupsi tapi Giga Korupsi karena korupsinya bukan orde miliaran tapi triliunan.
"Anak-anak saya gemes dengan korupsi e-KTP karena mereka tahu bahwa banyak sekali temen-temennya juga blm beres eKTPnya. Tentu rakyat biasa lebih banyak lagi. Jahat," ujarnya.
Ia dan istri memiliki pengalaman yang unik. Setelah tiga bulan difoto belum juga beres eKTP. Ia bilang ke pak Mendagri dan pak Dirjen terkait, "Tiga hari kemudian jadi. Ajaib," ungkap doktor lulusan Jepang itu.
Sohibul menilai keliru kalau ada yang bilang proyek eKTP tidak gagal. Justru gagal total. "Sebab utamanya adalah Giga Korupsi. Para pelaku harus dihukum seberat-beratnya."
Gigantic Corruption eKTP menurutnya adalah contoh betapa akutnya perilaku perburuan rente para elit (swasta, birokrat, politisi). Cermin rusaknya mental dan akal
"Bayangkan, meminta imbalan atas pengesahan anggaran o/ DPR n eksekutif dianggap legal, disamakan dengan success fee di dunia bisnis. Rusak akal. Succes fee patut diberikan atas prestasi krn talenta bukan krn kekuasaan. DPR n eksekutif itu pemilik kuasa tdk patut dpt imbalan. Itu suap," katanya.
Kejahatan besar para koruptor eKTP , lanjutnya, adalah menggagalkan proyek nasional Single ID Number agar tertib kependudukan dan mencegah kejahatan/terorisme.
"Kini pronas Single IDN gatot, harapan ada tertib kependudukan, mudahnya segala urusan, n tercegahnya berbagai kejahatan itu pupus. Teganya," pungkasnya. [ @paramuda / BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon