Sindonews |
Sejatinya menunaikan ibadah haji dilakukan ketika masih muda. Sebab haji juga ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik. Namun bagaimana jika haji di usia senja?
Namanya Mariah Margani Muhammad, biasa disapa Baiq Mariah. Usianya sudah sangat senja yakni 104 tahun. Jamaah haji tertua di dunia 2017 itu berasal dari Lombok Barat, NTB.
Setelah menempuh perjalanan selama sembilan jam dari Tanah Air, ia tampak kelelahan. Sang papuq, nenek dalam bahasa Sasak, ingin pulang ke rumahnya selepas tiba di Bandara King Abdul Aziz International Airport, Jeddah, Arab Saudi, Sabtu, 26 Agustus 2017 pukul 21.50 waktu Arab Saudi (WAS). Keinginannya pulang berimbas pada ibadah umrah quddum (wajib).
Papuq bisa melaksanakan umrah wajibnya Senin sore, 28 Agustus 2017. Tubuhnya memang renta, tapi semangatnya untuk berhaji sangat luar biasa.
Sejatinya ia sangat sehat sejak di Tanah Air. Tubuhnya yang renta masih sanggup melahap latihan-latihan manasik, mulai dari tawaf hingga melempat jumrah. Semua dilakoni sendiri tanpa sokongan jamaah lain.
Kursi roda yang ditawarkan oleh teman kelompok bimbingan ibadahnya ditolaknya dengan halus.
“Pakai kereta (kursi roda) ya supaya engga capek. Tapi papuq (nenek) menolaknya, dia bilang, saya mau jalan saja,” tutur pendamping Papuq, Rahmi (53), di kamar 812, Pemondokan Nomor 308 atau Hotel Barakat Burhan di Sektor 3 seperti dilansir Sindo.
Papuq pun menghiasi wajah media massa di Arab Saudi, baik televisi mau pun cetak. Salah satunya Saudi Gazette. Bahkan televisi Mesir ikut memberitakan bagaimana perjalanan Baiq Mariah di usianya yang lebih dari 100 tahun.
Ia sempat mengalami peristiwa tak mengenakan di pesawat karena air di toilet tumpah. Akibatnya ia tak mau makan. Lalu di Bandara Jeddah secara tiba-tiba diliput media massa, mulai dari cetak hingga elektronik.
Jepretan blitz kamera dan sorotan kamera televisi datang menyerbunya. “Katanya, loh saya kenapa? Kan saya tidak salah apa-apa. (Saya) bukan pencuri, dari situ merajuk, tidak mau masuk ke kantor Daker Bandara. Sempat duduk, lalu ingin pulang ke rumah. Nteh uleq, kanak-kanak kance waii uwah nganteh leq bale (ayo pulang, anak-anak dan cucunya sudah menunggu),” cerita Rahmi.
Tim kesehatan pun turun tangan merawat dan merayunya. Malam harinya dia dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah karena terus berjalan ingin pulang.
Tetapi malam harinya Baiq Mariah sudah kembali ke kamar dan sudah mau makan. “Alhamdulillah papuq sudah sadar kalau sedang berada di Mekkah untuk berhaji. Sembahyang leq mesigit haram nggeh ya (salat di Masjidil Haram) ya,” imbuhnya. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon