Dok: PKS.id |
"Saya ingin klarifikasi sebagai berikut. Kita tentu sangat terkejut dengan berita terjadinya genosida terhadap etnis Rohingya di Myanmar," kata Menteri Komunikasi dan Informasi era SBY itu, Selasa (5/9/2017) melalui akun Twitternya.
Tifatul ingin mengajak semua agar peduli atas pelanggaran hak asasi manusia ini. Simpati, menyumbang bahkan memprotes pembantaian ini.
Saat bersemangat begitu, kata dia, salah seorang teman mengirim yang katanya foto pembantaian etnis Rohingya.
"Saya posting, dan saya cc. ke mas @sahal_AS . Belakangan, banyak info yg mengatakan bahwa itu bukan foto Rohingya, tapi demo di Thailand," ungkapnya.
Lalu foto tersebut ia hapus. Artinya ia meralat atas kesalahan posting foto itu sudah segera ia lakukan.
"Saya menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin kepada mas @sahal_AS karena sudah men-cc. kan foto tersebut kpd beliau," katanya.
Tifatul membuka sebuah rahasia umum. Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh mas @sahal_AS, katanya, ketika posting foto santri yang terbuka auratnya. Saya ingatkan, beliau menghapusnya.
"Kami tidak mengklaim, satu2nya yg peduli terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar ini. Kami hanya mengajak semua pihak lebih peduli. Catatan: Kesalahan posting juga sering terjadi di media2 mainstream, ketika dilakukan hak jawab, redaksi ybs meralatnya dan memohon maaf," katanya,
Ia meminta pembaca untuk mengecek tweet-tweet di timelinenya, dan ia mengaku bukan penyebar info hoax. Namun kesalahan-kesalahan kutip dan posting mungkin saja terjadi.
"Kesalahan posting di medsos bisa terjadi, kalau keliru hendaklah diralat dan dikoreksi, dan menurut saya hal ini adalah biasa," ungkapnya.
Tifatul mengajak semua elemen agar tetap fokus kepada isu pembantaian etnis Rohingya. Menghargai usaha-usaha pemerintah RI untuk solusinya. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon