JPNN |
Ia juga telah mengantongi predikat jawara pada lomba khotbah 2016 lalu.
Saat ini ia menjadi bhayangkara pembina kamtibmas (bhabinkamtibmas) di Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, dia mengajak masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dengan berwirausaha.
“Dulu kemasannya tidak seperti ini, hanya pakai stiker belum sablon langsung,” kata Dedi didampingi Ike Galuh Candra, sang istri, di rumahnya, kemarin (25/10).
Sembari menunjukkan produk jamur goreng yang dikemas cantik di tangannya, Dedi menceritakan awal mula menjalankan usaha ini yang notabene hanya sebatas memberikan contoh kepada masyarakat.
Satu tahun lalu, tepatnya ketika Dedi bertugas sebagai bhabinkamtibmas di Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, dia melihat kondisi ekonomi masyarakat yang masih bisa dimaksimalkan.
Penduduk yang mayoritas menggeluti bidang pertanian dan peternakan tersebut diajaknya berwirausaha.
Meskipun belum dikatakan andal dalam memasak, Dedi mengetahui teknis serta trik dalam beberapa menu masakan.
Ia membuat jajanan ringan yang kemungkinan banyak diminati masyarakat, utamanya kawula muda. Seperti ketela krispi, jamur krispi, serta beberapa produk lain yang ada kaitannya dengan penggunaan tepung khusus ini.
Dedi bisa melakukan hal itu bukan tanpa bantuan. Ia memiliki seorang rekan di kota tetangga yang kebetulan memproduksi tepung khusus untuk modal membuat produk-produk tersebut.
Jadi, dengan mudah saja panganan itu diciptakan. “Niat awalnya membantu masyarakat di sana,” katanya.
Dedi juga harus memberikan contoh cara berwirausaha sehingga dia pun membuat produk dengan brand Jamur Mantan, yang dia produksi bersama istrinya di rumah.
Alasan membuat brand Jamur Mantan karena, kata dia, memang jelas, pasar yang sengaja dibidik adalah kawula muda.
“Kami juga ajari mereka cara memasarkan produk, baik dengan online atau konsinyasi dengan minimarket,” jelasnya seperti dilansir JPNN. [BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon