Atlet Judo Negara Ini Tetap Berhijab Saat Tanding, Bungkam Panitia Para Games?

- Oktober 09, 2018
Miftahul Jannah dan Wojdan
Kabar tentang tidak diperbolehkannya atlet judo Miftahul Jannah mengundang banyak komentar. Panitia Asian Para Games 2018 dianggap diskriminasi terhadap penganut agama yang menjalankan kewajibannya. Kegeraman beberapa pihak terutama kalangan muslim membuat mereka me-recall aturan tersebut. Ternyata beberapa tahun lalu atlet judo berhijab masih diperbolehkan berhijab.

Adalah Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani, atlet judo asal Arab Saudi yang tetap mengenakan hijab  meskipun dilarang oleh ofisial cabang olahraga judo di Olimpiade London. 

Wojdan, pada 2012 lalu, mengenakan hijab karena sesuai dengan keyakinan dan jati dirinya sebagai muslimah. Panitia pertandingan judo melarang Wojdan bertanding dengan mengenakan hijab karena sesuai aturan. Wojdan dilarang ikut berkompetisi karena melanggar prinsip olahraga judo.

Setelah diadakan pertemuan antara Federasi judo Internasional dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) serta Komite Olimpiade Arab Saudi, Wojdan diperbolehkan tetap bertanding di kelas berat. "Ada solusi antara kedua pihak, semua pihak terlibat,’’kata jubir IOC Mark Adams. "Atlet yang bersangkutan akan tetap berkompetisi.’’

Kesepakatan resmi mengenai hijab itu diumumkan bersama oleh Federasi Judo Internasional dan Komite Olimpiade Arab Saudi. "Berdasarkan kesepakatan dengan IOC, proposal disetujui semua pihak,’’begitu bunyi pernyataan. ’’Solusi disepakati ada jaminan antara keselamatan dan pertimbangan kultur (negara muslim).’’

Ayah muslimah tersebut, Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani, mengatakan bahwa kesepakatan memakai jilbab tersebut telah diperoleh dan putrinya bisa bertanding pada hari selanjutnya.



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search