Kumparan |
Alasan pemindahan pelaku penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sekitar pukul 01.00 Wib dini hari tadi dari Lapas Cipinang, Jakarta, ke Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, karena faktor keamanan menuai protes.
"Pertama, apakah benar pertimbangan keamanan?" kata tokoh masyarakat Bandung Uum Syarif Usman, Rabu (10/5/2017).
Pria yang aktif terlibat dalam gerakan Aksi Bela Islam ini menjelaskan bahwa tak terlihat upaya polisi untuk membubarkan massa pendukung Ahok dari sore sampai malam di sekitar Lapas Cipinang, seperti dilakukan kepada massa umat Islam dalam aksi-aksi sebelumnya.
"Padahal kesiapan pengamanan yang dipertontonkan di sekitar tempat sidang Ahok sungguh luar biasa. Apakah pengamanan itu hanya untuk mengantisipasi jika Ahok diputus bebas tapi tidak berlaku ketika Ahok dinyatakan bersalah?" katanya seperti dilansir Rakyat Merdeka.
Kedua, kata dia, dari rangkaian peristiwa yang terjadi tersebut melahirkan spekulasi bahwa pihak kepolisian memiliki skenario "mengamankan" Ahok. Demo dibiarkan sampai larut malam hanya untuk menjadi alibi pemindahan Ahok.
"Untuk menjaga marwah kepolisian, Polri perlu menjelaskan tentang kebijakan pengamanan unjuk rasa kemarin sore sampai dini hari tadi yang cenderung diskriminatif itu," tandasnya.
Ketiga, soal pemindahan tempat penahanan ke Mako Brimob. Dia menyentil apakah tidak ada tempat lain yang memadai sebagai tempat untuk Gubernur DKI Jakarta tersebut meringkuk.
Ahok bukan teroris atau pelaku kejahatan lain yang perlu diwaspadai risiko keamanannya, sebagaimana tahanan yang biasa ditahan di Mako Brimob.
"Ini bisa semakin menimbulkan spekulasi bahwa polisi memihak Ahok," katanya. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon