Harian Amanah |
"Itu sih politik, kita sih pure akademik saja, tidak ada kaitannya sama hal itu," katanya seperti dilansir Republika di Universitas Pamulang, Rabu (9/8).
Publik seharusnya, imbaunya, melihat aturan itu secara umum, tidak hanya sekadar larangan cadar saja. Sebab aturan tersebut sudah satu paket dengan aturan rambut dan berbusana rapi.
Dasar Unpam, katanya, memberlakukan larangan tersebut semata-mata karena ingin proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar. "Kalau di akademik hanya kelihatan matanya saja, kami sulit mengontrol, ketika ujian, kami tidak tahu yang ujian ini laki-laki atau perempuan?" katanya.
Mahasiswa Unpam, katanya, tampil berbeda dengan kampus lainnya. "Layaknya seorang akademisi sajalah, jangan malah rambut gimbal, rok pendek ke mana-mana," ujarnya lagi.
Dayat yang juga seorang guru mengaji tersebut berharap publik tidak perlu memperdebatkan hal tersebut. "Kalau mau berdebat begitu itu yang urat lehernya gede yang panjang menang, jadi semata-mata aturan itu dibuat untuk kebaikan anak-anak," katanya. [Paramuda/BersamaDakwah]
Advertisement
EmoticonEmoticon