Tempo |
Koordinator Sejuta Teman yang juga salah satu pendiri Teman Ahok, Mohammad Fathony membenarkan hal tersebut.
"Relawan Teman Ahok menyatakan mendukung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, pada Pemilihan Presiden 2019, dan untuk menggalang dukungan yang lebih luas, Teman Ahok telah bertransformasi menjadi gerakan Sejuta Teman," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Sikap tersebut, kata dia, diambil setelah melalui berbagai diskusi, pertimbangan, bahkan jajak pendapat di sosial media Teman Ahok. Hasilnya mayoritas responden Teman Ahok di sosial media menyatakan bahwa para relawan perlu terlibat mengawal Pilpres 2019, dengan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Bagi relawan Teman Ahok golput bukanlah pilihan. Fathony menjelaskan, transformasi Teman Ahok menjadi Sejuta Teman dilakukan untuk membedakan antara gerakan dukungan terhadap Ahok pada Pilkada DKI 2017 dengan Pilpres 2019.
"Misi Teman Ahok telah selesai, dan untuk tahun 2019 kami harus tampil dengan nama yang berbeda, karena cakupannya juga beda," ujar Fathony.
Menurut Fathony gerakan ini masih memiliki landasan yang sama dengan Teman Ahok yakni mendukung sosok pemimpin yang bersih dan terbukti kinerjanya.
Saat ini iklim kampanye politik, kata dia, terutama di media sosial sangat memprihatinkan. Berbagai kabar bohong atau hoaks banyak tersebar melalui kanal-kanal media sosial, dan pesan instan berantai.
"Untuk itu, Sejuta Teman akan bergerak mengumpulkan sebanyak-banyaknya relawan dalam upaya bisa menebar kebaikan. Memunculkan kembali iklim kampanye politik yang sehat, jujur, dan diskusi yang konstruktif di media sosial. Sejuta Teman juga akan berusaha mengumpulkan fakta untuk menangkal kabar-kabar bohong yang disebar sebagai kampanye hitam yang sifatnya fitnah," tutur Fathony.
Advertisement
EmoticonEmoticon