tribun |
Demikian dikatakan pemerhati politik Mahfud MD Rocky Gerung dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne yang bertajuk Antara Mahar dan PHP pada Selasa (14/8/2018).
Jokowi mengaku didesak oleh partai koalisi untuk mengganti namanya sebagai calon wakil presiden menjadi Ma’ruf Amin, Rais Aam Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.
“Anda bayangkan, seorang presiden, pada saat terakhir tidak bisa mempertahankan integritasnya,” kata Rocky.
Ia tak dapat membayangkan betapa lemah integritas Jokowi hanya dalam urusan penentuan calon wakil presiden. Bukan suatu hal yang mustahil Jokowi akan tunduk pada tekanan sana-sini ketika dihadapkan pada satu situasi yang lebih rumit yang menuntut keteguhan sikapnya.
“Jadi bagaimana mungkin dia dalam situasi yang mungkin lebih berbahaya dia dapat tangguh menghadapi. Dalam duel internasional, misalnya, dalam negosiasi,” ujarnya.
Menurut Pengajar ilmu filsafat itu, Jokowi memiliki kesempatan dan otoritas untuk mempertahankan sikapnya dan tidak tunduk atas desakan partai dalam koalisi. Apalagi dia dalam kapasitasnya bukan hanya sebagai calon presiden, tetapi malahan presiden yang masih berkuasa.
“Jadi, kita baca dalam psychogram, bahwa Pak Jokowi itu lemah. Yang terhina adalah moralitas publik,” katanya.
Advertisement
EmoticonEmoticon